Pages

Subscribe:
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

1.15.2011

Cintailah Sewajarnya

Setelah dilantik menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz meminta nasihat kepada para Ulama, Salim bin Abdullah menasehatinya, "Wahai, Khalifah ! Jadikan seluruh rakyat sebagai ayah, saudara, dan anakmu. Berbaktilah kepada ayahmu, Peliharalah hubungan baik dengan saudara-saudaramu, dan Sayangilah anakmu."

Ulama lain, Muhammad bin Ka'ab, menasehati, "Wahai, Khalifah, cintailah orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, dan bencilah sesuatu untuk orang lain sebagaimana engkau membenci sesuatu untuk dirimu sendiri."

Hasan al_Bashri menasehati, "Demi Allah, aku telah bergaul dengan banyak orang yang sedap dipandang oleh mata dan tutur katanya menyentuh hati. Ucapan mereka adalah penawar bagi apa yang ada didalam dada. Memelihara diri dengan yang halal lebih mereka utamakan daripada menjaga diri dari yang haram. Perhatian mereka terhadap shalat sunat lebih besar daripada perhatian kita terhadap shalat fardhu. Mereka menutupi kebaikan-kebaikan mereka sebagaimana kita menutupi keburukan-keburukan kita. Mereka menangis jika berbuat kebaikan sedangkan kita tertawa jika berbuat kesalahan." Khalifah mendengarkan semua nasihat ini sambil menutupi wajahnya dan menangis tersedu-sedu.


artikel lain


Cintailah Sewajarnya Biar ga Sakit Mendalam
Amien segala Puji hanya milik-Nya,pemilik Cinta yang Hakiki,Cinta yang ndah dan selalu membuahkan Berkah...
''Dhan piye ta karepe?''tanya Neng seksi
''Walah lha karepe opo ta mbak???weleh paling masalah ojob iya ta???''jawab saya lewat ponsel
''Hiks..hiks....ojobku ninggal aku maneh dhan,iki kebacut tenan,aku ra ngerti kok jebul pas.....saiki minggat ora pamit yo ra kirim kabar''desahnya dengan suara lirih
''mamulo...ojo sering ojob-ojoban,lha duwe JIMAT iki kudu ngrumaosi lan saget njaga JIMAT barang siji di rumat tenan ngunu loh neng,lha terus....lha ape diterusne kok pean nangis ya wes di tutukne lehmu nangis..''
''Pean iki njaluk di ajar kok Dhan!!!!!"bentak neng seksi
''Elloh.....ok wes aku njaluk di ajar berarti pean kurang belAJAR nek ojob-ojoban he..he..''
''Gusti Kanjeng Nabi sampun ngendiko neng,menawi tresno ojo kebacut lantaran mengko bisa dadi ala yen ra saget  ngrumat,sebalik'e yen ora seneng ojo kebacut mundak sopo ngerti kuwi apik kanggo pean''jawab saya
''kumat ndalil ta bu Nyai dhana....bahasamu bahasa jawa opo kuwi ra ngeri blas ngomongo seng jelas dhan,mangkel atiku iki''gertak neng seksi
''Baiklah,Sabda Nabi,cintailah sesuatu ala kadarnya,karena bisa saja dia menjadi musuh bagimu,dan bencilah sesuatu dengan ala kadarnya karena bisa saja menjadi yang kamu senangi''penjelasan saya padanya
''ouw yo iyo dhan bener,pinter pean iki,syukur nduwe adik pesek,pinter,tenar,wes seratus persen siip,pinter njogo ojob pisan wakakakkkk,yo wes pamit disek ono opo-opo ta caling ya Dhan...tocesay pay-pay...''sahutnya
''weleh bar matur aku kurang ajar,saiki ngelem ngunu kuwi,tapi ojo di katutne pesek-e kuwi lah hiks..hiks...tapi dasare pesek ra popo wes he.he..''jawabku dalam hati
READ FULL ARTICLE - Cintailah Sewajarnya

Ampuni aku ya Allah

Ampuni aku ya Allah, Ampuni aku..
Fitrah hati ini terlalu berat untuk kubuang..
Tapi terus-terusan aku gagahkan..
Demi menggapai cintaMu Yang Esa..

Bantulah aku Tuhan
Jika rinduku ini dari syaitan..
Dan kuminta ia dilenyapkan..
Andai kasihku berlandaskan nafsu..
Kumohon matikanlah rasa cinta yang belum tentu jadi milikku..
Untuk menenggelamkan kapal cinta manusia..
Walau ia segagah bahtera 'Titanic'..
Tetapku pinta ia karam..
Jika belayar ia di lautan dosa..
READ FULL ARTICLE - Ampuni aku ya Allah

Dalil-dalil tantang Nikah

Terinspirasi dari seorang teman, akhinya aku mencari dan mencari. Dan berikut yang aku dapatkan :

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)

“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)
 
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)

nah ada yg bilang, klo kita sendiri (belum menikah) maka rejekinya satu. klo udah menikah maka rejekinya dua yaitu satu rejeki untuk kita sendirri dan yang satunya rejeki untuk suami/istri kita yang dititipkan kpd kita. Nah klo udah punya anak maka rejekinya jd tiga, yaitu satu rejeki untuk kita sendirri , satunya rejeki untuk suami/istri kita yang dititipkan kpd kita dan satu lagi rejeki anak yg dititipkan kpd kita.

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Adz Dzariyaat 49)
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32)
“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)

  “Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan” ( An Nisaa : 4)

 “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi)

 “Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat) dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah syaithan” (Al Hadits)
 
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhori-Muslim)

 “Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra).

 “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah syetan” (Al Hadits)

 “Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah” (HR. Muslim)

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” (H.R. At-Turmidzi)

 “Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada separuh yang lain” (Al Hadits)

 “Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri, apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya” (Al Hadits)

 “Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
 
“Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)


“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)

 “Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)

 “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari)

 “Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang” (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani)


“Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat” (HR. Ibnu Majah,dhaif)

 “Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)

 “Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)
 
“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
 
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)

 “Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)

 “Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad)
 
“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” (Ditakhrij dari An Nasa’i)
 
“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
READ FULL ARTICLE - Dalil-dalil tantang Nikah

Ingat.......Tidak Ya ?

dsaat u ingin mlepas sSeoRg iNgatLh pd saat u inGn mdPatknnya....
dsaat u mlae tdk McintAinya inGtlah u pd saat pTAma kLi jTuh ciNta pdanYa....
dSaat u mlae bosan DengAnnya iNGatlah Slalu saat terindah bsamanya...
dsaat u inGin mduakannya bYangkan jika ia slLu sTia...
dSaat u mBohoNginya inGatLah disaat ia jujur padamu...
MakA u AKan mRasakan Arti dia untukmu...
jGan sampai disaat ia Sudah Tidak disisimU...
kMu bRu myAdri dia beRArti untukmu...
READ FULL ARTICLE - Ingat.......Tidak Ya ?

Cara Melupakan Sang Mantan

Berakhirnya sebuah hubungan asmara sering menimbulkan rasa sedih yang mendalam. Mungkin beberapa dari Anda sedang mengalaminya dan hampir setiap hari menangis.

Tidak ada yang salah dengan menangis. Tapi Anda perlu keluar dari zona keterpurukan untuk kembali bersemangat menjalani hidup.

Untuk bisa kembali bahagia, Anda perlu melupakan si dia. Tips yang dikutip dari woman articles berikut dapat menjadi acuan Anda untuk bisa melupakan mantan kekasih.

Sulit melupakan mantan kekasih merupakan salah satu masalah putus cinta. Nah, ternyata ada 4 cara cepat untuk membantu melupakannya.

1. Berhenti membandingkan Jika Anda masih membandingkan mantan Anda dengan pria-pria lain, maka peluang Anda untuk melupakannya atau mendapatkan kekasih baru akan sulit. Anda perlu belajar membuka diri dan cari sisi yang berbeda dari pria lainya.

2. Berhenti bernostalgia Apakah Anda ingin menghabiskan sisa hidup Anda untuk menangisi mantan kekasih? Tentunya Anda menginginkan kehidupan yang lebih baik. Untuk itu segeralah bangkit dari keterpurakan dengan tidak mengingat-ngingatnya lagi. Cara sederhana untuk melupakannya adalah dengan menyingkirkan atau membuang barang kenangan Anda bersama mantan. Selain itu, hindari tempat-tempat favorit Anda dan mantan selama beberapa waktu. Cara tersebut cukup efektif untuk membantu Anda melupakan mantan.

3. Hindari untuk menghubunginya Walaupun Anda rindu terhadap mantan kekasih Anda dan sangat ingin meneleponnya, namun jangan pernah untuk kembali meneleponnya. Kuatkan diri Anda untuk tidak meneleponnya dan latih lah cara ini setiap harinya. Anggap saja jika seharian Anda tidak meneleponnya, Anda telah memenangkan sebuah kompetisi. Tak ada salahnya juga bila memberi hadiah pada diri sendiri denngan  Berbelanja dan Memanjakan Diri Bagi banyak wanita kegiatan shopping atau berbelanja meruapakan sebuah obat penyembuh luka hati. Walaupun risikonya anggaran bulanan Anda membengkak, namun dengan berbelanja Anda bisa lebih bahagia.

Jika Anda sedang tak ingin belanja, manjakan diri dengan pergi ke salon/spa. Lakukan perawatan diri sepuasnya. Kegiatan ini cukup efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri. Setelah selesai melakukan perawatan biasanya wanita merasa lebih cantik dan percaya diri.

4. Bergaul Pergi dengan teman-teman merupakan cara yang cukup efektif untuk melupakan mantan kekasih. Kalau perlu cari lingkungan pergaulan baru dengan mengikuti berbagai kegiatan baru seperti les atau kegiatan sosial. Semakin banyak pengalihan perhatian, semakin sedikit waktu Anda untuk mengingatnya. Malah, siapa tahu Anda bisa segera menemukan penggantinya.
READ FULL ARTICLE - Cara Melupakan Sang Mantan

1.13.2011

Bagaimana bisa aku melupakanmu

batu bata di dinding kamar tidurkubertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah danmengepulkan debu yang berdarahKetika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipatsebesar sapu tangan lalu Tel Aviv dimasukkan dalam faillemari kantor agraria, serasa pohon kelapa dan kebun manggaku di kawasankatulistiwa yang dirampas merekaKetika kiblat pertama gerek dan kerecaki bagai kelakuan reptilia bawahtanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjak tumpuan kening kitasemua, serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecilbelajar tajwid Al Qur’an 12 tahun silam di bawahnya ada kolam ikanyang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi air mataku Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu,

Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka,menjawab laras baja dengan timpukan batu , lalu dipatahipergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasaanak-anak kami Indonesia jua yang didzalimi mereka– tapi saksikantulang mida mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkanrantai amat panjangnya, pembelit leher mereka, penyerettubuh si zalim ke neraka

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan Samir Al-Qassem, Harun Hashim,Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya,,Jantung kami semua berdegupdua kali lebih gencar Lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu,darah kami pun memancar ke atas lalu menuliskan guratan kaligrafi…

”Allahu Akbar!” Dan“Bebaskan Palestina!”Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu,

Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepakan memproduksi dustamenebarkannya ke media cetak dan elektronika, mengoyakitenda-tenda pengungsi ke padangpasir belantara,membangkangi resolusi-reolusi majelis-majelis terhormat di duniamembantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yaseer Arafatdan semua pejuang negeri Anda, Aku punberseru: doakan kolektif dengan kuat seluruh dan setiap pejuang yangmenapak di jalan-Nya yang ditembaki dan kini dalam penjaralalu dengan kukuh kita bacalah“Lakhaula walaquuwwata illa bi-llah!”Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmuTanahku jauh, bila diukur kilometer, jumlahnya beribu-ribu,Tapi gema adzan di masjidil Al-Aqsha yang merduSerasa terdengar di telingaku_
READ FULL ARTICLE - Bagaimana bisa aku melupakanmu

I LOVE GAZA_!!

I LOVE GAZA_!!

Kesedihanku menjadi neraka hatikumengutuk apa saja yang kurasa
Melihat darah semburat bak laut merahLuka itu masih basah dan menganga
Dihinggapi kepedihan yang teriris egoMengampun dilutut sang penguasa kekejamanHampir mati dihujam peluru perang
Langit bergelut mengabu di ujung malam
Nafas itu sudah tak terdengar lagiHingga fajar menyeruak di balik puing-puing kerikil
Memecah isak tangis yang sedari malam hening meratap
Terpekur di sudut jasad mereka terkasih
Menatap nanar ujung jalan yang penuh sesak dengan mayat"
Tedengar suara rintihan seorang Ibu"Anakku...
aku mengerti kegetiran yang kau alami
Meski aku tak mampu merasakan persis seperti yang kau rasakan
Perihmu pasti jauh lebih perih
Sakitmu pasti jauh lebih sakit
Anakku...sekejam apapun hari yang kau hadapi
Sehebat apapun kekuatan yang hanya ingin menghancurkanmu
Secanggih apapun mesiu yang mereka jatuhkan di negara tercinta ini
Janganlah pernah berhenti berjuang dan berdoa...
Percayalah anakku...
hanya Allah yang sanggup menyelamatkanmu..!!
READ FULL ARTICLE - I LOVE GAZA_!!

Palestina tanah tercinta,,tanahnya para Syuhada

Palestina tanah tercinta,,tanahnya para Syuhada_

Jalan mu panjang tak bertepimatahari busurkan mata panah sembilan puluh sembilan derajatsatu keyakinan harga diribuat kalian yang berjaga di garis impian dan pernyataan.

Merah darah mengguyur garis tepi baratRekah-rekah semilir anyir bau tanahLihat ronaku, hitam kerak berbulu mayatSerigala terakhir pertajam siungnyaMahluk terkutuk dari Yang Kuasa

Kaum papa tesudut ringkukmenekuk lenganmenunggu orang terpilih dari takdirtak lekas Jibril sampaikanDoa doa sesaki dada-dada tembok kebisuanSenyum-senyum beku itu, seolah berkata"Ini tanahku__!!!!
READ FULL ARTICLE - Palestina tanah tercinta,,tanahnya para Syuhada

Kapan Ku Jatuh Cinta Kepadamu Tuanputri ?

Subhanallah, memang Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu
Sesuatu yang tidak terduga pun bisa terjadi.
Kalau kamu tanya kapan aku jatuh cinta kepadamu tuanputri ?
Ku jatuh cinta padamu disaat kau berkata "cobalah bertahajud, curhat kepada Allah tentang semua unek-unek dihati"...
disaat itulah aku sadar, ternyata engkaulah tuanputri yang selama ini ku cari..
Terkdang aku tersenyum sendiri kalau merenungi kisah ini.
Menulis catatan ini pun aku juga senyum-senyum :D
Bagaimana tidak tersenyum coba ?
Kisah unik ini akan selalu abadi dihatiku..
Aku sendiri tidak menyangka kalau akan jatuh cinta kepadamu.
Hanya butuh waktu 2 menit untuk jatuh cinta kepadamu..

Subhanallah...Allahu Akbar...
Maha besar Allah yang menciptakan hati ini luas melebihi luasnya langit..
Maha besar Allah yang menciptakan hati ini dalam melebihi dalamnya lautan..
Dan subhanallah...hanya dengan waktu 2 menit..
Allah membuat cinta yang begitu kuat dihatiku
Cinta ini akan aku jaga, aku pertahankan dan aku perjuangkan..
Allah yang membuat cinta dihati ini untukmu
Dan karena Allah pula aku akan meperjuangkan cinta ini...

Ya Allah luruskan niatku..
Jagalah hatiku..
Kuatkan cintaku untukMu dan untuknya..

Nah ini ni yang unik...
Saking semangatnya...
Yang biasanya cuma sekedar jalan-jalan kali ini lari pagi..
Larinya cukup lumayan PP 5-6 Km jadi total 10-12 Km
Itu slama 2 hari..jadi total semua 20-24 Km....
Hari ketiga blek sek ngedrop alias sakit...hmmmm
Badan panas, kepala rasanya berat, maem ndak seger..
Akhirnya ijin ndak kerja deh...
Nah selang 3-4 minggu kemudian si dia sakit...
Aku tanya sakit apa...eh ternyata lumayan sama..
Badan panas, kepala rasanya berat, maem ndak seger..
Dan subhanallah...saat dia sakit, hati ini rasanya kawatir bgt..
Baru kali ini aku rasakan kekawatiran yg begitu sangat kpd wanita..

Nah kmren waktu petengahan puasa kan aku sakit lagi..
Gejalanya badan adem-panas, perut rewel, kepala senut2..
Sampe ijin ndak kerja 3 hari...
Eh selang 3-4 minggu kemudian si dia skit juga...
Dan uniknya sakitnya itu jg mirip2 lg.... :D

Jujur saja saya tidak ingin cari pacar juga tidak ingin pacaran
Dan saya bukan orang yg ANTI PACARAN
Bagi saya pacaran bernilai 0 (nol) bukan -1(min satu) atau +1 (plus satu)
Yg saya cari adlah org yg nanti akn sy jadikan istri... :D
Dan Allah lebih mengetahui spa jdoh sy..

Apa sih inti pacaran itu ?
Pada dasarnya pacaran adalah sebuah kebersamaan berdua dalam mengukir kisah indah. kisah indah, smua org pasti ingin membuatnya dan memilikinya. kisah indah menurut qt blum tentu indah menurut yg lain, atau mungkin ntar mlah dikira neko-neko alias menimbulkan fitnah. itu terjadi klau belum ada ikatan yg sah. tetapi kalau ada ikatan yg sah (nikah) secara agama, negara maupun adat istiadat kebersamaan dengan si dia kemungkinan menimbulkan fitnah sangat kecil atau bahkan nol. bahkan dari segi agama dengan ikatan yg sah kebersamaan dengan si dia bisa bernilai ibadah, berbuah pahala yang menjanjikan surga dengan keindahan dan kebahagiaan yg abadi. kalau sblum mnikah sering mengukir kisah indah bersama, ntar jgan2 setelah menikah bosan untuk mengukir kisah indah bersama. hayo.. ? :D

Alhamdulillah jarak yang memisahkan kami semoga menjadi penjaga bagi kami dari hal2 yg tidak di inginkan.
skrg sy pertahankan dan perjuangkan ap yg ada di hati ini :D
sekuat hati dan sekuat raga ini...
dan smua kembali kepada Allah..
karna Allahlah yg maha tahu mana yg terbaik
dan mana yg tidak baik bagi hambanya..

untuk yg baca catatan ini
mohon doanya y... ~ngarep[dot]com~ :D
moga Allah semakin menguatkan & mendekatkan qt kpd cinta kita masing-masing lahir batin..
menjaga dari hal2 yg tidak di inginkan..
memberi kemudahan dan kelancaran kpd qt
yg sedang sakit hati, semoga segera menemukan obat hatinya
yg sedang rumit hubungannya, semoga dipermudah hubungannya
yg sedang hampa hatinya, semoga segera dihiasi dengan cinta kasih sesama dan cinta kasih Ilahi
semoga semua mendapatkan ridho oRgtua dan ridho Ilahi
serta menjadikan cinta untuk bertaqorub kepada Ilahi Rabbi
dalam menggapai cinta Sang Pemilik Cinta Abadi..
Amiin..
READ FULL ARTICLE - Kapan Ku Jatuh Cinta Kepadamu Tuanputri ?

Deburan Asa dalam Kata

Bocah-bocah kecil ituBerlari, melompat, dan menyerbuLihat kawan,mereka beradu dengan bom dan peluruHanya dengan batu-batu

Bocah-bocah kecil ituMenerjang tiada gentarMemburu tiada raguIni semua bukan di negeri khayalanIni semua kejadian nyata yg ada di sana,Di tanah kelahiran para Nabi,di Palestina

Tak ada paksaan untuk mereka bergerakTak ada pula hadiah pengganti luka-luka merekaItu semua hanya karena mereka inginkan keridhoan-NyaDan semata-mata inginkan surga-NyaDan bumi Palestina merdeka,dr tangan yahudi Laknatullah

Jangan tanya kapan mereka akan berhentiJangan tunggu kapan mereka akan mengeluh

Karna mereka akan selalu kembaliTuk bebaskan tanah suci dan bebaskan saudara/i merekaDan disana akan selalu terdengarLemparan batu dan teriakan Allahu Akbar..!!

Siapa bilang meraka kalah.? siapa bilang mereka menangis.?Bahkan lawanpun ketakutan & gemetar mencari tempat perlindungan karena keberanian merekaSiapa bilang mereka salah.? siapa bilang mereka cengengBahkan para Malikat dan langitpun memujinya,memuji semua keberanianya

Karena mereka selalu percaya,akan janji AllahMereka percaya bahwa Allah akan selalu bersama merekaMenemani hari-hari meraka, desah nafas-Nya, di relung hati-NyaAllahhu Albar ,, Allahhu Akbar ,,!!!gemuruh takbir itu akan selalu terdengar di bumi Palestina Tercinta_

----------------------------------------
----------------------------------------
Semoga Coretan puisi dariku ini bisa kembali mengingatkan kita semua kan keadaan yg sekarang lg terjadi di tanah kelahiran para Nabi.
READ FULL ARTICLE - Deburan Asa dalam Kata

1.12.2011

Mengubah STRATEGI? HARUS!

Oleh Indari Mastuti

Jadi inget akhir tahun 2007, ketika saya pertama kalinya mendirikan Indscript Creative saya mencari sebuah strategi supaya Indscript yang baru menetas bisa dilirik pasar penerbit. Saya ingin Indscript berbeda dibandingkan perusahaan sejenis yang lain –begituceritanya- hehe
Akhirnya strategi saya mulai dilancarkan. Saya mengirimkan ratusan judul ide ke semua penerbit. Hasilnya? Sudah saya bayangkan kok….pro dan kontra bermunculan. Ada yang penasaran dan langsung menelpon menanyakan,

“Mbak, serius ngasih judul-judul sebanyak ini? Emang mbak bisa nulis sendiri?”
“ide-idenya bagus, nampaknya ratusan ide ini yang membuat kami tertarik bekerjasama.”

Bahkan ada yang langsung memesan lebih dari 10 judul sekaligus… Tentu setelah proses kelengkapan ide itu dilakukan ^^
Tapi, banyak juga yang kontra…menganggap ini main-main, bahkan ada yang dengan gamblangnya menyatakan hal yang saya lakukan membuat penerbit seperti “membeli kucing dalam karung” hehe
Bagi saya, sebagai seorang pebisnis, hal itu sah-sah saja! Pro dan Kontra itu justru bikin bisnis jadi seruuuuu ^^ Yang jelas, step selanjutnya setelah mendengar opini-opini pasar tentang strategi itu adalah menyempurnakannya dengan baik. Saya yakin, namanya pemula harus banyak belajar dan mendengar… Nggak perlu marah walau dihujat, nggak perlu terlalu bangga jika disanjung. Wajar-wajar saja….
Bisnis Indscript Creativepun berjalan, omzet meningkat, bahkan lebih dari yang saya duga. Ketika saya mendirikan Indscript Creative, mimpi saya bukan memiliki sebuah perusahaan dengan banyak karyawan tetapi sebuah rumah yang produktif dan dikelola oleh seorang Ibu Rumah Tangga ^_^. Nampaknya, tidak bisa seperti itu! Satu persatu penambahan karyawan mulai dilakukan dan strategi yang saya lakukan di awal Indscript berdiri terus diteruskan…
Kini…..
Strategi harus berubah! Bisnis harus terus berjalan dengan strategi lebih FRESH! Apa yang dilakukan pada 3 tahun lalu, kini sudah banyak dilakukan oleh sekian banyak pemain di bisnis ini. Dan bagi saya strategi ini sudah semakin usang! Bisnis yang terus berputar haluan juga semakin menguatkan untuk merubah strategi lama ke strategi baru.
2007 – 2010
Indscript Creative kini berusia 3 tahun! Untuk sebuah bisnis, masih kategori anak bawang! Itu sebabnya saya harus terus belajar. Belajar memaintenance dan mengembangkan sebuah bisnis untuk terus menguat.

Belajar dari resiko
Belajar dari kerugian
Belajar dari kritik
Belajar dari klien yang lebih senior
Belajar dari cobaan yang menghadang perusahaan
Perusahaan harus terus tumbuh dan harus menggunakan strategi baru bukan strategi lama. Perusahaan terus membutuhkan strategi untuk bertahan di tengah persaingan. Itu sebabnya, bagi saya, dalam kondisi saat ini, wajar jika saya sebagai seorang pemimpin perusahaan harus melakukan berbagai strategi untuk mengembangkan perusahaan. Baik strategi yang berkaitan dengan kebijakan dalam perusahaan hingga strategi bersaing di lapangan. Membangun bisnis itu bukan persoalan mudah, walau juga tidak bisa serta merta dibilang sulit. Tapi, yang harus dilakukan seorang pebisnis adalah kesiapan dalam menghadapi hal apapun yang berkaitan dengan perusahaan, pebisnis harus berani mengambil langkah-langkah strategis untuk terus mengembangkan perusahaan, pebisnis harus terus melakukan perubahan alias tidak monoton untuk tetap bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang terus bermunculan bak jamur di musim hujan ^^
Terakhir, ini hanya sekadar sharing saya ketika menjalankan sebuah bisnis di bidang Jasa Penulisan, bisnis yang lain mungkin punya strategi lebih mutakhir tapi yang jelas kepada semua pebisnis “pemula” pesan saya harus terus melakukan perubahan strategi pada waktu tertentu atau pada saat yang diperlukan.
Selamat berbisnis!
READ FULL ARTICLE - Mengubah STRATEGI? HARUS!

Ilmu, Uang, Ijazah, Pengalaman

Ketika yang lain mencari ILMU dan menghabiskan UANG, sebagian yang lain mencari ILMU dan belajar mdapatkan UANG. Ketika yang lain belajar dan mendapat IJAZAH, sebagian yang lain belajar dan mendapat PENGALAMAN walau tanpa ijazah. Apa yang terjadi itulah yang terbaek bagi mereka yang mampu berpikir, maka belajarlah bersabar, bersyukur dan ikhlas. Dengan 3 hal tersebut dunia dalam genggamanmu. Engkau akan dapat mengendalikan duniamu, bukan lagi dunia yang mengendalikanmu.
READ FULL ARTICLE - Ilmu, Uang, Ijazah, Pengalaman

Tulang Rusuk Tak Akan Tertukar

“ana akan ta’aruf dengan ukhti beberapa tahun lagi, ketika ukhti sudah lulus”

“untuk apa antum katakan itu skrg akhi?... Jika belum siap adalah jawabannya, lalu mengapa harus antum katakan rencana tersebut pada saya? Tak tahu kah antum, kalimat itu menggoyahkan kekokohan iman yang susah payah saya bangun.”

Ketika antum mengatakan: “ana ingin jaga hati ana untuk ta’aruf dengan ukhti nanti”

“Lantas, apakah dengan antum berkata seperti itu, lalu prilaku antum yang sering menelfon saya itu tidak berarti mengotori hati?. Antum memang sudah seharusnya menjaga hati, hingga tiba saatnya nanti untuk antum berikan seutuhnya kepada wanita yang berhak.”

Ketika antum mengatakan: “hati hati, di sana.. jaga diri baik baik..”

“Bukannya saya tidak suka diperhatikan dan dijaga, tapi cukuplah Allah yang akan menjagaku..Bukankah Allah adalah sebaik-baik Pelindung?”

Ketika antum mengatakan: “ana harap ukhti tidak ta’aruf dengan orang lain sebelum ana”

“Saya tidak bisa menjanjikan apapun, karena saya tidak tau apa yang akan terjadi nanti..”


Sebuah ibroh,

Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.

Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dikhitbah laki-laki lain, maka ikhlaskanlah. Bisa jadi dia bukanlah bidadarimu.

"Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….” (QS.24:26)"

Maka jika nantinya kita tidak berjodoh, mungkin saya tak cukup baik untukmu, pasti ada wanita lain yang lebih baik untukmu.. Dan yakinlah, jika memang aku adalah pasangan dari tulang rusukmu, maka tanpa antum minta untuk tidak ta’aruf dengan orang lainpun, saya akan tatap menjadi pendampingmu..
Karena saya yakin TULANG RUSUK TAKKAN TERTUKAR
READ FULL ARTICLE - Tulang Rusuk Tak Akan Tertukar

FILSAFAT ISLAM

PENDAHULUAN
Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berfikir maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh pada dokrin ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat bahkan menolaknya. Barangkali kita sepakat bahwa dengan mengkaji metodologi penelitian filsafat yang dilakukan para ahli, kita ingin meraih kembali kejayaan Islam di Bidang Ilmu pengetahuan sebagaimana yang pernah dialami di Zaman klasik. Hal ini terasa lebih diperlukan pada saat bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman pada era blobalisasi yang demikian berat. Untuk itu, pada bab ini kita akan mengkaji berbagai metode dan pendekatan yang digunakan para ahli dalam meneliti filsafat, dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian filsafat.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat dari kata philo yang berarti cintaa, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini, Al-Syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Untuk ini ia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Selanjutnya kata Islam berasal dari kata bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, pasrah, serta memohon selamat dan sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman dan damai. Selanjutnya Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran –ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selanjutnya apakah yang dimaksud dengan filsafat Islam itu? untuk ini terdapat sejumlah pakar yang mengemukakan pendapatnya. Musa Asy’ari, misalnya, mengatakan filsafat islam itu pada dasarnya merupakan medan pemikiran yang terus berkembang dan berubah. Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan histories terhadap filsafat Islam yang tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah memahami proses dialektik pemikiran yang berkembang melalui kajian-kajian tematik atas persoalan-persoalan yang terjadi pada setiap zaman. Oleh karena itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip dasar filsafat Islam, agar dunia pemikiran Islam terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Lebih lanjut Musa Asy’ari berpendapat bahwa filsafat islam dapat diartikan juga sebagai kegiatan pemikiran yang bercorak Islami. Islam disini menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran. Filsafat disebut Islami bukan karena yang melakukan aktivitas kefilsafatan itu orang yang beragama Islam, atau orang yang berkebangsaan Arab atau dari segi objeknya yang membahas mengenai pokok-pokok keislaman. Selanjutnya dijumapi pula pengertian Filsafat Islam yang dikemukakan oleh Amin Abdullah. Dalam hubungan ini ia mengatakan: “ meskipun saya tidak setuju untuk mengatakan bahwa filsafat Islam tidak lain dan tidak bukan adalah rumusan pemikiran Muslim yang ditempeli begitu saja dengan konsep filsafat Yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang menghubungkan gerakan pemikiran filsafat Islam era kerajaan Abbasiyah dan dunia luar di wilayah Islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi dan akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan Yunani lewat karya –karya filosof Muslim, seperti Alkindi ( 185 H/801 M. – 260 H/ 873 M), Al-Farabi ( 258 H/ 870 M – 339 H/ 950 M), Ibn Miskawaih ( 320 H./ 923 M – 421 H./ 1030 M.) Ibn Sina ( 370 H/ 980 M. – 428 H/ 1037 M), Al-Ghazali (450 H/1058 M. -505 H/ 1111 M) dan Ibnu Rusyd ( 520H/ 1126 M- 595 H/1198 M). Filsafat profetik ( Kenabian), sebagai contoh, tidak dapa kita peroleh dari karya-karya Yunani. Filsafat kenabian adalah trade mark filsafat Islam. Juga karya-karya Ibn Bajjah ( wafat 553 H/ 1138 M), Ibn Tufail ( wafat 581 H. / 1185 M) adalah spesifik dan orisinal karya filosof Muslim. Selanjutnya, Damardjati Supadjar berpendapat bahwa dalam istilah filsafat Islam terdapat dua kemungkinan pemahaman konotatif. Pertama, filsafat islam dalam arti filsafat tentang Islam yang dalam bahasa inggris kita kenal sebagai Philosophy of Islam. Dalam hal ini islam menjadi bahan telaah, objek material suatu studi dengan sudut pandang atau objek formalnya, yaitu filsafat. Jadi disini Islam menjadi genetivus objectivus. Kemungkinan kedua, ialah filsafat Islam dalam arti Islamic Philosophy, yaitu suatu filsafat yang islami. Di sini Islam menajdi genetivus subjektivus, artinya kebenaran Islam terbabar pada datarran kefilsafatan. Dalam pada itu dijumpai pendapat Ahmad Fuad Al-Ahwani yang mengatakan bahwa filsafat Islam ialah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermacam-macam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam. Berdasarkan pendapat diatas, Filsafat Islam dapat diketahui melalui lima cirinya sebagai berikut : Pertama, dilihat dari segi sifat dan coraknya, filsafat Islam berdasar pada ajaran Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan sifat dan coraknya yang demikian itu, filsafat Islam berbeda dengan filsafat Yunani atau filsafat pada umumnya yang semata-mata mengandalkan akal pikiran ( rasio). Kedua dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya, filsafat Islam mencakup pembahasan bidang fisika atau alam raya yang selanjutnya disebut bidang kosmologi, masalah ketuhanan dan hal-hal lain yang bersifat non materi yang disebut bidang metafisika, masalah kehidupan di dunia, kehidupan akhirat, masalah ilmu pengetahuan, kebudayaan dan lain sebagainya. kecuali masalah zat Tuhan. Ketiga, dilihat dari segi datangnya, filsafat Islam sejalan dengan perkembangan ajaran Islam itu sendiri, tepatnya ketika bagian dari ajaran Islam memerlukan penjelasan secara rasional dan filosofis, keempat, dilihat dari segi yang mengembangkannya, filsafat Islam dalam arti materi pemikiran filsafatnya, bukan kajian sejarah, disajikan oleh orang-orang yang beragama Islam, seperti Al-Kindi, Alfarabi, Ibn Sina, Al-Ghazali, Ibn Rusyd, Ibn Tufail, Ibn Bajjah. Kelima, dilihat dari segi kedudukannya, filsafat Islam sejajar dengan bidang studi keislaman lainnya seperti fiqih, ilmu kalam, tasawuf , sejarah kebudayaan Islam dan Pendidikan Islam. Berbagai bidang yang menjadi garapan filsafat Islam telah diteliti oleh para ahli dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan secara seksama, dan hasilnya telah dapat kita jumpai saat ini. Beberapa hasil penelitian tentang filsafat islam tersebut perlu dikaji, selain bahan informasi untuk mengembangkan wawasan kita mengenai filsafat Islam, juga untuk mengetahui metode dan pendekatan yang digunakan para peneliti tersebut, sehingga pada gilirannya kita dapat mengembangkan pemikiran filsafat Islam dalam rangka menjawab berbagai masalah yang muncul di masyarakat. B. MODEL – MODEL PENELITIAN FILSAFAT ISLAM Di bawah ini kita sajikan berbagai model penelitian filsafat Islam yang dilakukan para ahli dengan tujuan untuk dijadikan bahan perbandingan bagi pengembangan filsafat Islam selanjutnya. 1. Model M. Amin Abdullah Dalam rangka penulisan disertasinya, M. Amin Abdullah mengambil bidang penelitiannya pada masalah filsafat Islam. Hasil penelitiannya ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul The Idea Of Universality Ethical Norm In Ghazali and Kant. Dilihat dari segi judulnya, penelitian ini mengambil metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya pada berbagai sumber baik yang ditulis oleh tokoh yang diteliti itu sendiri ( sumber primer ), maupun yang ditulis oleh orang lain mengenai tokoh yang ditelitinya itu ( sumber skunder ). Bahan –bahan selanjutnya diteliti keotentikannya secara seksama, diklasifikasikan menurut variable yang ingin ditelitinya, dalam hal ini masalah etik, dibandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dideskripsikan ( diuraikan menurut logika berfikir tertentu), dianalsis dan disimpulkan. Selanjutnya, dilihat dari segi pendekatan yang digunakan, M.Amin Abdullah kelihatannya mengambil pendekatan studi tokoh dengan cara melakukan studi komparasi antara pemikiran kedua tokoh tersebut ( Al-Ghazali dan Immanuel Kant), khususnya dalam bidang etika. Hasil penelitian Amin Abdullah dalam bidang filsafat Islam selanjutnya dapat dijumpai dalam berbagai karyanya baik yang ditulis tersendiri, maupun gabungan dengan karya-karya orang lain. Dalam bukunya yang berjudul Studi Agama Normativitas atau Historisitas?, M. Amin Abdullah mengatakan ada kekaburan dan kesimpangsiuran yang patut disayangkan didalam cara berfikir kita, tidak terkecuali di lingkungan perguruan tinggi dan kalangan akademis. Tampaknya kita sulit membedakan antara filsafat dan sejarah filsafat, anatar filsafat Islam dan Sejarah Filsafat Islam. Biasanya kita korbankan kajian filsafat, karena kita selalu dihantui oleh trauma sejarah abad pertengahan, ketika sejarah filsafat Islam diwarnai oleh pertentangan pendapat dan perhelatan pemikiran antara Al-Ghazali dan Ibn Sina, yang sangat menentukan jalannya sejarah pemikiran umat Islam. Kritik Amin Abdullah tersebut timbul setelah ia melihat melalui penelitiannya, bahwa sebagian penelitian Filsafat Islam yang dilakukan para ahli selama ini berkisar pada masalah sejarah Filsafat Islam, dan bukan pada Materi Filsafatnya itu sendiri. Penelitian yang polanya mirip dengan Amin Abdullah tersebut dilakukan pula oleh Sheila McDonough dalam karyanya yang berjudul Muslim Ethics and Modernity : A comparative Study of The Ethical Thought of Sayyid Ahmad Khan and Maulana Mawdudi. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Wilfrid Laurier University Press, kanada, pada tahun 1984. Dalam buku tersebut yang menjadi objek penelitian adalah Ahmad Khan dan Mawlana Mawludi yang keduanya adalah orang Pakistan dan telah dikenal di dunia Islam. Penelitian tersebut termasuk kategori penelitian kualitatif, berdasar pada sumber kepustakaan yang ditulis oleh kedua tokoh tersebut atau oleh orang lain mengenai tokoh tersebut. Sedangkan corak penelitiannya adalah penelitian deskriftis analitis, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tokoh dan komparatif studi. Melalui penelitian demikian akan dapat dihasilkan kajian mendalam dalam salah satu bidang kajian, serta latar belakang pemikiran yang menyebabkan mengapa kedua tokoh tersebut mengemukakan pendapatnya seperti itu. 2. Model Otto Horrassowitz, Majid fakhry dan Harun Nasution Dalam bukunya yang berjudul History of Muslim Philosophy, yang diterjemahkan dan disunting oleh M.M Syarif ke dalam bahasa Indonesia menjadi para pilosof Muslim. Otto Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat Islam yang berasal dari tokoh-tokoh filosof abad klasik, yaitu alkindi, Al-Razi, Al-Farabi, Ibn Miskawaih, Ibn Sina, Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd dan Nasir Al-Din Al-Tusi. Dari Al-Kindi di jumpai pemikiran filsafat tentang Tuhan, keterhinggaan dan Ruh serta Akal. Dari Al-Razi dijumpai pemikiran filsafat tentang teologi, moral metode, metafisika, Tuhan, Ruh, matei, ruang dan waktu. Selanjutnya dari Al-Farabi dijumpai pemikiran tentang logika, kesatuan filsafat, teori kesepuuh kecerdasan, teori tentang akal, teori kenabian, serta penafsiran tentang tafsir al-Qur’an. Dari Miskawaih dijumpai pemikiran filsafat tentang moral, pengobatan rohani, dan filsafat sejarah. Dalam pada itu dari Ibn Sina dikemukakan pemikiran filsafat tentang wujud, hubungan jiwa dan raga, ajaran kenabian, Tuhan dan dunia. Dari Ibn Bajjah dijumpai pemikiran filsafat tentang materi dan bentuk, psikologi, akal dan pengetahuan, Tuhan, sumber pengetahuan, politik, etika dan tasawwuf. Dari Ibnu Tuffail dikemukakan pemikiran filsafat tentang akal dan wahyu sebagai yang dapat saling melengkapi yang dikemas dalam novelnya fiktifya yang berjudul Hay Ibn Yaqzan yang telah dterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. tujuan risalah, dokrin tentang dunia, tuhan, kosmologi cahaya, epistomologi, etika, filsafat, dan agama. Ibn Rusyd, dikemukakan pemikiaran filsafat tentang hubungan filsafat dan agama, jalan menuju Tuhan, jalan menuju pengetahuan, jalan menuju Ilmu, dan jalan menuju wujud. Dalam pada itu dari Nasir Al-Din Tusi dikemukakan pemikiran filsafat tentang akhlak nasiri, ilmu rumah tangga, politik sumber filsafat praktis, psikologi, metafisika, Tuhan, creation ex nibilo, kenabian, baik dan buruk serta logika. Dengan demikian jelas terlihat bahwa penelitiannya termasuk penelitian kualitatif. Sumbernya kajian pustaka. Metodenya deskriftis analitis, sedangkan pendekatannya histories dan tokoh. Yaitu bahwa apa yang disajikan berdasarkan data-data yang ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajiannya adalah tokoh. Penelitian serupa itu juga dilakukan oleh Majid Fakhry. Dalam bukunya yang berjudul A History of Islamic Philosophy dan diterjemahkan oleh Mulyadi Kartanegara menjadi sejarah Filsafat Islam, Majid Fakhry selain menyajikan hasil penelitiannya tentang ilmu kalam, mistisisme, dan kecenderungan –kecenderungan modern dan kontemporer juga berbicara tentang filsafat. Dalam pada itu Harun Nasuition, juga melakukan penelitian filsafat dengan menggunakan pendekatan tokoh dan pendekatan Historis. Bentuk penelitiannya deskriptif dengan menggunakan bahan-bahan bacaan baik yang ditulis oleh tokoh yang bersangkutan maupun penulis lain yang berbicara mengenai tokoh tersebut. Dengan demikian penelitiannya bersifat kualitatif. Melalui pendekatan tokoh, Harun Nasution mencoba menyajikan pemikiran filsafat berdasarkan tokoh yang ditelitinya yaitu : Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Pendekatan Historis, Nasution menyajikan tentang sejarah timbulnya pemikiran filsafat Islam yang dimulai dengan kontak pertama antara Islam dan Ilmu pengetahuan serta falsafah Yunani. 3. Model Ahmad Fuad Al- Ahwani Ahmad Fuad Al-Ahwani termasuk pemikiran modern dari mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat berjudul Filsafat Islam. Dalam bukunya ini ia selain menyajikan sekitar problema filsafat Islam juga menyajikan tentang zaman penerjemahan. Dikawasan Maghribi ia kemukakan nama Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibn Sina. Selain mengemukakan riwayat hidup serta karya dari masing-masing tokoh filosof tersebut, dikemukanan tentang jasa dari masing-masing filosof tersebut serta pemikirannya dalam bidang filsafat. Sehingga metode penelitian yang ditempuhnya bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskrfitif kualitatif, sedangkan pendekatannya adalah pendekatan yang bersifat campuran yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan, dan tokoh. Melalui pendekatan Historis dia menjelaskan tentang latar belakang timbulnya pemikiran filsafat dalam Islam, sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filsof menurut tempat tinggal mereka dan dengan pendekatan tokoh. ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pengertian filsafat Islam adalah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermcam-macam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam. Berdasarkan beberapa pemikiran, filsafat Islam dapat diketahui melalui 5 cirinya : 1. Dilihat dari segi sifat dan coraknya 2. Dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya 3. Dilihat dari segi Datangnya 4. Dilihat dari segi yang mengembangkannya 5. Dilihat dari segi kedudukannya Berbagai hasil penelitian yang dilakukan para ahli mengenai filsafat Islam tersebut memberi kesan kepada kita, bahwa pada umumnya penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan bacaan sebagai sumber rujukannya. Metode yang digunakan pada umumnya bersifat deskriftif analitis. Sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis, kawasan dan substansial. B. Saran Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak berkenaan dengan seluruh isi Makalah ini sangat kami harapkan, atas segala perhatiannya dan bantuan serta kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Abuddin Nata MA. 1998, Metodologi Studi Islam, PT, Rja Grapindo Persada, Jakarta
READ FULL ARTICLE - FILSAFAT ISLAM

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA ROSUL DAN KHULAFAUR ROSIDIN

Pembentukan moral yang tinggi adalah tujuan utama dari pendidikan Islam. Pada ulama telah berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meresapkan fadhilah dalam jiwa manusia, membiasakan mereka berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela. Ilmu di masa Rasul dan khalifah adalah suatu yang paling berharga di dunia. Sedangkan ulama yang beramal adalah pewaris para Nabi, seseorang tidak akan sanggup menjalankan mission (tugas-tugas) ilmiah kecuali bila ia berhias dengan akhlak yang tinggi, jiwanya bersih dari berbagai celaan. Dengan jalan ilmu dan amal serta kerja yang baik, rohani mereka meningkat naik mendekati Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Pendidikan Islam mengutamakan segi kerohanian dan moral, maka segi pendidikan mental, jasmani, matematik, ilmu sosial dan jurusan-jurusan praktis tidak diabaikan begitu saja, sehingga dengan demikian pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang komplit dan pendidikan tersebut telah meninggalkan bekas yang tidak dapat dibantah dibidang keimanan, aqidah dan pencapaian ilmu karena zat ilmiah itu sendiri. Pada masa Rasul telah memiliki perkembangan diberbagai bidang, misalnya ilmiah, kesusasteraan dan kebendaan, tetapi belum sampai ke tingkah rohaniah dan akhlak yang tinggi seperti yang pernah dicapai oleh kaum muslimin di masa kejayaannya.

A. Lembaga Pendidikan Pada Masa Rasul dan Khalifah
Adapun alasan yang muncul bagi penentuan ilmu, yang menuntutnya dijadikan tugas agama, satu hal yang pasti adalah bahwa ayat-ayat al-Qur’an dan ucapan Rasul yang menekankan kepentingan belajar bersama fakta, bahwa simbol sentral dari wahyu Islam adalah sebuah kitab, menjadikan belajar tidak dapat dipisahkan dari agama yang menjadi tempat utama dimana pengajaran dilaksanakan dalam Islam adalah masjid, dan sejak dekade pertama sejarah Islam, lembaga pengajaran sebagian besar tetap tak dapat dipisahkan dari masjid dan biasanya dibiayai dengan shadaqah agama.
Masjid mulai berfungsi sebagai sekolah sejak pemerintahan khalifah kedua, yaitu “Umar” yang mengangkat “penutur” sebagai qashsh untuk masjid di kota-kota, umpama Kufa, Bashrah, dan Damsyik guna membacakan Qur’an dan hadits (sunnah Nabi), dari pengajaran awal dalam bahasa dan agama ini lahirlah sekolah dasar rakyat (Maktab) dan juga pusat pengajaran lanjutan, yang berkembang menjadi universitas-universitas pertama abad pertengahan, dan yang akan menjadi model bagi universitas permulaan di Eropa pada abad 11 dan ke-12.
Tujuan maktab yang masih bertahan di banyak bagian dunia Islam, yaitu memperkenalkan remaja dengan ilmu membaca, menulis, dan lebih khusus dengan prinsip-prinsip agama. Jadi maktab berfungsi disamping sebagai pusat pendidikan agama dan sastra bagi masyarakat umum, juga sebagai sesuatu yang lebih menarik bagi studi kita ini tingkat persiapan bagi lembaga pengajaran lanjutan, dimana sains diajarkan dan dikembangkan.
Pada masa ini pula, muncul kelompok tabi’in yang berguru pada lulusan awal, di antara yang paling terkenal adalah Rabi’ah al-Razi yang membuka pertemuan ilmiah di Masjid Nabawi, adapun murid-muridnya adalah Malik bin Anas al-Asbahi pengarang kitab “al-Muwatta” dan pendiri mazhab Maliki. Sedangkan ulama-ulama tabi’in adalah Sa’id bin al-Musayyab, Urwah bin al-Zubair, Salim Mawla bin Umar dan lain-lain. Di antara yang belajar pada Ibnu Abbas adalah Mujahid (w. 105 H), Sa’id bin Jubair (w. 94 H), Ikrimah Mawla ibn Abbas, Tawus al-Yammani, ‘Ata bin Abi Rabah, semuanya dari Mekah. Di antara tabi’in itu juga adalah al-Hasan al-Basri yang belajar pada Rabi’ah al-Ra’y di Madinah, kemudian kembali ke Bashrah yang dikunjungi oleh penuntut-penuntut ilmu dari seluruh pelosok negeri Islam.
Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Ketika agama Islam diturunkan Allah, sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis baca. Kemudian tulis baca tersebut ternyata mendapat tempat dan dorongan yang kuat dalam Islam, sehingga berkembang luas di kalangan umat Islam. Ayat al-Qur’an yang pertama diturunkan, telah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Kepandaian tulis baca dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam ternyata memegang peranan penting, sejak nama Nabi Muhammad saw digunakan sebagai media komunikasi dakwah kepada bangsa-bangsa di luar bangsa Arab, dan dalam menuliskan berbagai macam perjanjian. Pada masa Khulafaur Rasyidin dan masa-masa selanjutnya tulis baca digunakan dalam komunikasi ilmiah dan berbagai buku ilmu pengetahuan. Karena tulis baca semakin terasa perlu, maka maktab berbagai tempat belajar, menulis dan membaca, terutama bagi anak-anak, berkembang dengan pesat. Pada mulanya, di awal perkembangan Islam maktab tersebut dilaksanakan di rumah guru-guru yang bersangkutan dan yang diajarkan adalah semata-mata menulis dan membaca, sedangkan yang ditulis atau dibaca adalah syair-syair yang terkenal pada masanya.
Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Berdirinya Sekolah
Amalan Rasulullah saw diikuti oleh para sahabat dan pengikut-pengikutnya dan juga kaum muslimin kemudian semakin berkembang negara Islam, semakin banyak pula masjid didirikan untuk memainkan peranannya yang penting dalam masyarakat. Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, negeri Parsi, Syam, Mesir dan seluruh semenanjung tanah Arab ditaklukkan, masjid-masjid didirikan di semua kampung sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan Islam.

B. Pusat Pendidikan Islam Pada Masa Rasul dan Khalifah
Bahwa meluasnya daerah kekuasaan Islam dibarengi dengan usaha penyampaian ajaran Islam kepada penduduknya oleh para sahabat, baik yang ikut sebagai anggota pasukan maupun yang kemudian dikirim oleh khalifah dengan tugas khusus mengajar dan mendidik, maka di luar Madinah, dipusat-pusat wilayah yang baru dikuasai, berdirilah pusat pendidikan dibawah pengurusan para sahabat yang kemudian dikembangkan oleh para tabi’in.
Mahmud Yunus dalam bukunya “Sejarah Pendidikan Islam” menerangkan bahwa pusat pendidikan tersebar di kota-kota besar seperti:
1. Kota Makkah dan Madinah (Hijaz)
2. Kota Bashrah dan Kuffah (Irak)
3. Kota Damsyik dan Palestina (Syam)
4. Kota Fistat (Mesir).
Pada masa itu pula timbullah madrasah, madrasah yang masih merupakan sekedar tempat memberikan pelajaran dalam bentuk khalaqah di masjid atau tempat pertemuan yang lain.

C. Madrasah-Madrasah yang Terkenal dan Para Tokohnya
1. Madrasah Makkah
Guru pertama yang mengajar di Makkah adalah Mu’ad bin Jabal, pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H). Abdullah bin Abbas pergi ke Makkah, lalu dia mengajar tafsir, hadits, fiqih, dan sastra. Abdullah bin Abbas adalah pembangun madrasah Makkah. Di antara murid Ibn Abbas yang menggantikannya sebagai guru di madrasah Mekkah adalah Mujahid bin Jabar (seorang ahli tafsir al-Qur’an yang meriwayatkannya dari Ibn Abbas), Atak bin Abu Rabah (ahli dalam fiqh), dan Tawus bin Kaisan (seorang fuqaha) dan mufti di Makkah, dan seterusnya diwariskan kepada muridnya juga.
2. Madrasah Madinah
Di sinilah madrasah termasyhur, karena khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman serta banyak pula sahabat Nabi yang mengajar. Seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Sabit dan Abdullah bin Umar. Zaid bin Sabit adalah seorang ahli qiraat dan fiqih, beliau mendapat tugas memimpin penulisan kembali al-Qur’an, baik di zaman Abu Bakar ataupun Usman bin Affan. Sedangkan Abdullah bin Umar adalah ahli hadits, beliau juga sebagai pelopor madzhab Ahl al-Hadits yang berkembang.
Adapun ulama-ulama sahabat yang gugur kemudian digantikan muridnya adalah :
a. Sa’ad bin Musyayab
b. Urwah bin al-Zubair bin al-Awwan.
3. Madrasah Bashrah
Ulama sahabat yang terkenal di Bashrah adalah Abu Musa al-Asy’ari (sebagai ahli fiqih, hadits dan ilmu al-Qur’an). Sedangkan Anas bin Malik (terkenal dalam ilmu Hadits), guru yang terkenal adalah Hasan al-Basari dan Ibn Sirin. Hasan al-Basri disamping seorang ahli fiqh, ahli pidato dan kisah, juga terkenal sebagai seorang ahli pikir dan ahli tasawuf. Ia dianggap sebagai perintis mazhab ahl as-sunnah dalam lapangan ilmu kalam. Sedangkan Ibn Sirin adalah seorang ahli hadits dan fiqh yang belajar langsung dari Zaid bin Sabit dan Anas bin Malik.
4. Madrasah Kufah
Di Kufah ada Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Ali bin Abi Thalib mengurus masalah politik dan urusan pemerintahan, sedangkan Abdullah bin Mas’ud sebagai guru agama. Ibn Mas’ud adalah utusan resmi khalifah Umar untuk menjadi guru agama di Kufah. Beliau adalah seorang ahli tafsir, ahli fiqh dan banyak meriwayatkan hadits Nabi saw, di antara murid Ibn Mas’ud yang terkenal adalah Alqamah, al-Aswad, Masruq, al-Haris bin Qais dan Amr bin Syurahbil. Madrasah Kufah ini kemudian melahirkan Abu Hanifah salah imam mazhab yang terkenal dengan penggunaan ra’yu dalam berijtihad.
5. Madrasah Fistat (Mesir)
Tokohnya Abdullah bin Amr bin al-As. Ia adalah seorang ahli hadits, ia tidak hanya menghafal hadits yang didengarnya dari Nabi Muhammad saw saja, melainkan juga menuliskannya dalam bentuk catatan, sehingga ia tidak lupa dalam meriwayatkan hadits kepada para muridnya. Guru termasyhur setelahnya adalah Yazid bin Abu Habib al-Huby dan Abdullah bin Abu Ja’far bin Rabi’ah. Di antara murid Yazid yang terkenal adalah Abdullah bin Lahi’ah dan al-Lais bin Sa’id.

D. Cara Pengajaran / Penyampaian Ilmunya
Ada empat orang Abdullah yang besar sekali jasanya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada muridnya, yaitu :
1) Abdullah bin Umar di Madinah
2) Abdullah bin Mas’ud di Kufah
3) Abdullah bin Abbas di Makkah
4) Abdullah bin Amr bin al-Ash di Mesir.
Sahabat-sahabat itu tidak menghafal semua perkataan Nabi dan tidak melihat semua perbuatannya. Dia hanya menghafal setengahnya. Maka oleh karena itu, kadang-kadang hadits yang diajarkan oleh ulama di Madinah belum tentu sama dengan hadits yang diajarkan ulama di Makkah. Oleh sebab itu, para pelajar harus belajar di luar negerinya untuk melanjutkan studi. Misalnya, pelajar Mesir melawat ke Madinah, pelajar Madinah melawat ke Kufah dan lain-lain seperti hadits Nabi :
طَلَبُ الْعِلْمِ وَلَوْ بِالسِّنّ
“Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina”.
Yang dimaksud di sini adalah pengajaran ilmu al-Qur’an dan sunnahnya. Pada awalnya saat permulaan turunnya al-Qur’an Nabi mengajarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka berkumpul membaca al-Qur’an dan memahami kandungan setiap ayat yang diturunkan Allah dengan jalan bertadarus.
Pengajaran al-Qur’an tersebut berlangsung terus sampai Nabi Muhammad saw bersama pada sahabatnya hijrah ke Madinah. Sejalan dengan itu, berpindahlah pusat pengajaran al-Qur’an ke Madinah. Penghafalan dan penulisan al-Qur’an berjalan terus sampai masa akhir turunnya. Dengan demikian al-Qur’an menjadi bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya untuk memantapkan al-Qur’an dalam hafalannya, Nabi Muhammad saw sering mengadakan ulangan terhadap hafalan-hafalan mereka.
Al-Qur’an adalah dasar pengajaran, fondasi semua kebiasaan yang akan dimiliki kelak. Sebabnya ialah segala yang diajarkan pada masa muda seseorang, berakar lebih dalam dari pada yang lainnya.
Sedangkan pada masa Khulafaur Rasyidin, cara pengajaran dan penyampaian ilmunya masih sama pada masa Nabi Muhammad saw, yaitu meneruskan jejak Nabi.

KESIMPULAN
Kesimpulannya bahwa sejarah pendidikan Islam di masa Rasul dan Khulafaur Rasyidin sangat menekankan pada pemahaman dan penghafalan al-Qur’an. Pada masa ini keilmuan yang berkembang belum terlalu meluas seperti pada masa setelahnya. Adapun cara pengajarannya sangat sederhana yaitu dengan bertatapan langsung antara pendidik dan peserta didiknya, sehingga pelajaran lebih cepat dipahami.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasjy, Muhammad Athijah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Fadjar, Abdullah, Peradaban dan Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 1991.
Fahmi, Asma Hasan, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1988.
Nasr, Sayyed Hossein, Sains dan Peradaban di dalam Islam, Bandung: Penerbit Pustaka, 1986.
Zuharini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1986.

http://makalah-ibnu.blogspot.com/2009/12/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa.html
READ FULL ARTICLE - PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA ROSUL DAN KHULAFAUR ROSIDIN

Wanita dan Keluarga

“Mbak, sebenarnya persoalan Mbak Vita ini klasik! Sering terjadi pada para wanita
karier. Yang berkarier dalam pekerjaan diluar rumah! Kesibukan dia menjadi sangat
menyita waktu para wanita karier ini!” Sedikit aku menghela nafas panjang. “Mbak,
kalau kita telaah lagi. Antara wanita dan pria yang melakukan sebuah pekerjaan. Saat
para lelaki melakukan pekerjaannya, atau bekerja. Mereka mempunyai tujuan.
Pertama, yang biasanya belum menikah. Maka tujuannya adalah untuk menikah.
Yang kedua, jika lelaki ini sudah menikah. Maka tujuannya adalah, memberikan
nafkah kepada keluarga. Seburuk-buruk suami, tetap suami itu ingin memberikan
nafkahnya kepada keluarganya! Tetapi, jika wanita bekerja. Biasanya yang terjadi.
Pertama, untuk wanita yang belum menikah, tujuannya adalah dua. Menabung untuk
pernikahan, atau menabung untuk urusannya sendiri. Kedua, tujuan wanita bekerja
yang mempunyai suami. Biasanya untuk membantu pemasukan keungan keluarga.
Tetapi, itupun tidak mutlak biasanya juga untuk kebutuhannya sendiri!
Tetapi, jika seorang wanita yang bekerja dengan tujuan mulia. Yaitu untuk
membantu pemasukan keuangan keluarga. Maka tujuannya jelas, bahwa keuangan
keluarga yang menjadi prioritasnya. Sehingga, keluargalah yang menjadi prioritas
pertama! Dan niat itupun tidak boleh berubah, meskipun seiring dengan apa yang
telah Mbak Vita dapatkan. Seperti halnya, karier yang terus melonjak. Tujuan awal
yang Mbak Vita inginkan, adalah sebuah kemuliaan. Seorang istri, tidak boleh
berdiam diri manakalah dia melihat keluarganya kekurangan dengan sesuatu halnya.
Seorang istri, diwajibkan untuk peka dalam urusan-urusan keluarga. Termasuk
dengan kondisi materi keluarga! Dan tujuan seorang istri dalam pekerjaannya, harus
diniatkan untuk keberhasilan dalam berkeluarga. Hingga, seharusnya. Seorang wanita
itu konsisten, atau dalam bahasa agamanya adalah Istiqomah. Terhadap niatnya.
Tidak boleh seorang istri yang bekerja dengan niat untuk keberhasilan dalam
berkeluarga. Harus menyimpang, karena keberhasilan dalam berkariernya dikantor!
Manakala keluarga lebih membutuhkan Mbak Vita. Maka tidaklah Mbak Vita
harus bingung dalam memilih. Karena tujuan Mbak Vita dalam bekerja, adalah untuk
keluarga Mbak Vita sendiri. Tidaklah lucu, saat Mbak Vita bekerja untuk keluarga.
Tetapi, keluarga yang Mbak Vita perjuangkan. Ternyata akan roboh karena tidak
adanya andil yang besar dari Mbak Vita. Nah sebuah pertanyaan, bagi Mbak Vita
kalau ingin tetap mempertahankan pekerjaan atau karier Mbak Vita. Sebenarnya,
untuk siapa Mbak Vita bekerja? Dan apa yang Mbak Vita harapkan dari hasil
pekerjaan Mbak Vita? Apakah rasa puas karena bisa mendapatkan jabatan atau
kedudukan diperusahan yang tinggi? Lalu, setelah Mbak Vita mendapatkan
kedudukan yang tinggi. Untuk apa, jika Mbak Vita sudah tidak mempunyai keluarga
lagi! Karena semua itu akan sia-sia belaka.
Dalam Islam, wanita dibolehkan bekerja. Dan tidak dikekang. Makna gender
dalam Islam pun tidak bias. Tidak seperti apa yang diperjuang oleh para feminimisme.
Karena, setiap perjuangan atau pekerjaan yang dilakukan oleh wanita-wanita muslim.
Sudah sangat jelas. Ada tujuannya. Tujuannya tetap untuk keberhasilan keluarga.
Tetapi, jika perjuangan para feminimisme yang bias gender itu. Tidak mempunyai
tujuan yang jelas, kecuali hanya egoisme dengan hawa nafsunya sendiri!
Dalam Islam, sudah jelas. Bahwa tujuan yang diharapkan oleh para wanita
muslim. Adalah untuk keluarga. Jadi keluargalah yang nomer satu. Sebuah puncak
karier yang tinggi, bagi seorang wanita. Adalah, saat mereka bisa mendidik anak-anak
mereka dengan kemuliaan akhlak bagus, akhidah yang kuat, dan kepintaran yang
membuat mereka dapat bertahan dalam kehidupannya. Sehingga tercipta keluarga
yang sangat harmonis dalam kehidupannya. Dengan kata lain, wanita itu telah
mendapatkan kesakinahan keluarga yang selalu diharap-harapkannya. Islam, tidak
memandang wanita kaya raya, tetapi keluarganya hancur berantakan. Tetapi, Islam
akan memandang seorang istri yang bisa menciptakan suasana yang hangat dalam
keluarganya. Mendidik anak-anaknya dengan perbuatan kebaikan seorang ibunya.
Itulah puncak karier yang paling tinggi. Karena sangat sulit untuk membentuk
keluarga seperti itu! Harus dengan intensif, seorang ibu menjaga anak-anaknya untuk
mencapai keluarga yang seperti kita harapkan!” Aku sedikit menarik nafas panjang.
“Bagaimana, Mbak?”
READ FULL ARTICLE - Wanita dan Keluarga

1.11.2011

Pengalaman Hampir Menjadi Seorang Atheis

Kisah ini aku alami sekitar tahun 2009 yang lalu. Suatu ketika menjelang maghrib hati ini bimbang akan sbuah keyakinan, bertanya, bertanya dan selalu bertanya didalam hatiku. Hingga keesokan harinya aku bangun, kebimbangan dan keraguan itu semakin besar. Dan akhirnya aku bertanya kepada sahabatku yang aku rasa dia cukup memahami agama.
Aku bertanya kepadanya melalui chat karena kami terpisah jarak dan waktu.

"Bos, percaya dengan Tuhan ?" tanyaku.
"Percaya" jawabnya.
"Sudah pernah melihat Tuhan ?" tanyaku.
"Blom" jawabnya.
"Sudah pernah bertatap muka dengan Tuhan ?" tanyaku lagi.
"Blom" jawabnya lagi.
"Sudah pernah berbicara dengan Tuhan ?" tanyaku semakin mendesak.
"Blom" jawabnya pasrah, dan hanya kata itu yang terucap.
"Lalu kenapa sampyan percaya Tuhan ?" tanyaku..
Dia hanya diam dan tak memberi sepatah kata pun.

Hari itu terasa panjang dengan kegundahan dan kebimbangan hati yang menjadi-jadi. Hingga waktu ashar pun tiba, dan tiba pula waktu untuk menunaikan sholat ashar. Aku tetap menunaikan sholat ashar tetapi dengan kegundahan yang amat sangat. Selesai sholat aku berdo'a dengan kegundahan hatiku :
"Ya Allah jika memang Engkau ada tunjukkan ya Allah...Tunjukkan..." berkali kali aku berdoa sepeti itu hingga ku merasa lelah karena aktifitas seharian dan hati yang meronta-ronta.

Akhirnya aku pun tertidur serta antara sadar dan tidak sadar Allah mengingatkanku dengan kisah salah seorang nabi. Nabi itu sudah percaya dan yakin dengan Tuhan, tetapi sang nabi ingin melihat-Nya.

"Ya Allah tolong tunjukkan kepadaku wujud-Mu" sang nabi itu memohon.
"Tetaplah beriman kepada-Ku dan urungkan niatmu itu" jawab Allah.
"Aku beriman kepada-Mu Ya Allah dan aku ingin melihat-Mu" sang nabi berkata sambil memohon.
"Engkau tidak akan kuat melihat-Ku" jawab Allah.
"Tetapi aku ingin melihat-Mu Ya Allah" sang nabii tetap memohon dengan sedikit keegoisan.

Akhirnya permohonan nabi itu dikabulkan, namun Allah tidak menunjukkan wujud-Nya. Allah menunjukkan tentang kenyataan keberadaan-Nya dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya dan tanda-tanda Kebesaran-Nya.

"Baiklah, lihatlah gunung itu" jawab Allah.

Seketika itu juga gunung itu meledak dengan dahsyat dan seketika itu pula sang nabi jatuh pingsan.


Jadi ....
Sesungguhnya Tuhan itu sangat nyata dan Maha Ghoib
Wujud tukang kayu yang membuat meja tidak sama seperti meja yang ia buat
Begitupun Tuhan Sang Maha pencipta, tidak sama sepeti ciptaan-Nya.
Tuhan maha kuasa atas segala sesuatu, hingga diledakkan-Nya sebuah gunung dengan dahsyat untuk menjawab dan menunjukkan kebesaran-Nya kepada sang nabi.

Ashadu Alla Ilaha Ilallah, Wa Ashadu Anna Muhammadur Rosulullah
Aku Bersaksi Tiada Tuhan Kecuali Allah, Dan Aku Bersaksi Muhammad Adalah Utusan Allah
READ FULL ARTICLE - Pengalaman Hampir Menjadi Seorang Atheis

Ketika Sang Istri Dikucilkan

boleh tya, bgmn jika suami melarang istri bekerja dan suami tdk pernah mengajak bicara si istri d rmh.. lingkungan rmh jga mengucilkan si kluarga.. lalu, solusi ap yg bs dilakukan istri spy tdk bosan & tetap brbakti pd suami ?

Pertama, Selama larangan dan atau perintah suami itu tidak berbenturan dengan syariat itu sah dan sang istri wajib melaksanakan. Namun apabila larangan dan atau perintah sang suami tidak sesuai dengan syariat maka sang istri pun boleh bahkan wajib menolaknya. Dan menolaknya pun harus dengan cara yang baik dan bijak agar tidak ada yang tersinggung atau tersakiti.

Kedua, Ketika sang suami jarang mengajak istri berbicara, maka sang istri yang memulai mengajaknya bebicara. Dan kewajiban sang istri untuk berintrospeksi diri "apakah ada yang kurang denganku sehingga suamiku jarang bebicara denganku ?" coba hal itu di tanyakan kepada sang suami. Sang istri harus memurahkan senyumnya kepada suaminya, menyambut suami dengan senyuman saat memasuki rumah dan mendoakan suami agar kembali dengan selamat dan membawa berkah. Ketika sang suami pulang dari kerja sambut dengan senyuman dan tawarkan minuman untuk melepas dahaganya "Mas... ini minuman untuk melepas sedikit lelah dan dahaga mas" seperti yang dilakukan istri Rosulullah ketika Rosulullah pulang dari berdakwah.

Bisa juga sang istri menuliskan pada kertas tentang  kelebihan dan kekurangan serta apa yang ia sukai dari suaminya. Begitupun sang suami juga menuliskan pada kertas tentang  kelebihan dan kekurangan serta apa yang ia sukai dari istrinya. Sang istri memiliki kebutuhan lahir batin, begitu pun sang suami. Kemudian keduanya berkumpul dan saling menukarkan pa yang sudah ditulis tadi. Keduanya berdiskusi untuk memenuhi kebutuhan lahir batin masing-masing agar mencapai keharmonisan rumah tangga dengan melihat hal-hal yang sudah di tulis tadi.

Ketiga, agar sang istri tidak bosan dirumah bisa melakukan berbagai kegiatan. Sang istri bisa bersih-bersih rumah, memasak untuk keluarga, mengaji, membaca untuk menambah pengetahuan dan lain sebagainya yang tidak bertentangan denga syariat. Kemudian jika sang istri ingin menambah pendapatan keluarga, sang isti bisa berjualan dari rumah dengan membuka toko, atau dengan membuka laundy dan lain sebagainya.

Terakhir, ketika lingkungan rumah mengucilkan keluarga maka yang sebaiknya dilakukan oleh keluarga itu adalah dengan bersikaap biasa saja, jangan menjauhi atau malah membuat diri sendiri merasa asing dilungkungan rumah. Hormati orang yang lebih tua dan sayangi orang yang lebih mudah. Ketika saling diam maka sebaiknya yang dikucilkan memulai pembicaraan. Mulai dengan pembicaran yang ringan dan tidak menyinggung. Jika yang mengucilkan menyambut dengan nda ketus atau sinis maka tetap bersikaplah biasa saja dengan hati sabar dan tetap senyum. InsAllah suatu saat nanti yang mengucilkan akan menghilangkan pengucilannya....amiin

Segala kelebihan datangnya dari Allah dan segala kekurangan datangnya dari diri saya. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan saya.

Wallahu A'lamu Bishowab
READ FULL ARTICLE - Ketika Sang Istri Dikucilkan

Kautamaning Bebrayan

Pitudúh : 1
Ora ånå wóng kang ingaranan uríp, kêjabanê kang mikír sartå trêsnå marang wóng kang ringkíh lan nandhang påpå cintråkå. Biså mèlu ngrasakakê kasusahanê sartå lårå lapanê wóng liyå. Kanthi pangråså kang mangkono mau atêgês biså nggadhúh kêkuwatan kang tanpå watês, pêrlu kanggo mitulungi sapådhå-pådhå kang kahananê luwíh nrênyúhakê katimbang dhiri pribadinê. “Pakarti mono darbèk kita dhêwê, nanging wóhê pakarti mau dadi kagunganê Kang Gawê Urip”, mangkono sabdanê sawijinê Pujånggå kalokå.
Pitudúh : 2
Wóng kang baút mawas dhiri iku wóng kang biså manjíng ajúr ajèr, ngêrti êmpan papan laras karo rèh swasånå sakupêngê tanpå ninggalakê subåsitå. Paribasanê wóng kang baút ngadisarirå, åjå múng kalimpút êdiníng busånå baê, nangíng bisowå tansah mêrsudi marang padhangíng sêmu lan manisíng wicårå tanpå nglírwakakê marang alús lan luwêsíng solah båwå.
Pitudúh : 3
Kêcandhakíng sawijiníng idham-idhaman iku ora cukúp múng dibandang móncèr lan pêpakíng ilmu lan kawrúh baê. Nangíng ånå syarat siji kang ora kênå kalirwakakê, yaiku kapintêran ing bab sêsrawungan. Såpå kang bisa tumindak ajúr-ajèr lan biså nuwúhakê råså rêsèp marang liyan, prasasat wis êntúk pawitan kanggo nandangi sakèhíng pagawêyan åpådênê nggayúh idham-idhamanê.
Pitudúh : 4
Nindakakê kabêcikan mono ora mêsthi kudu cucúl wragad, nanging biså ditindakakê sarånå pakarti-pakarti liyanê sing sêjatinê akèh bangêt caranê. Saugêr biså gawê sênênging liyan, upamanê baê måwå ulat sumèh tangkêp srawúng kang sumanak, bisa manjíng ajúr-ajèr ing madyaníng bêbrayan, lan biså dadi patuladhan laku utåmå. Kabèh mau klêbu êwóníng tindak kabêcikan kang ajinê nglêluwihi wragad dêdånå kang diwènèhakê utåwå dipotangakê, apamanèh lamún anggónê mènèhi utåwå ngutangi iku sinamudånå kêbak pamríh.
Pitudúh : 5
Yèn kowê arêp rêmbugan, pikirên luwih dhisík têtêmbungan síng arêp kók wêtókakê. Åpå wís ngênggoni têlúng prêkårå : bênêr, manís, migunani. Êwå sêmono síng bênêr iku isih pêrlu dithinthingi manèh yèn gawê gêndranê liyan prayogå wurúngnå. Dênê têmbúng manís mono ora duwê pamríh, pamrihê biså gawê sênêngê liyan kang tundhónê migunani tumrapê jagadíng bêbrayan.
Pitudúh : 6
Sugíh ómóng kanggo nggayêngakê pasamuwan pancèn apík. Nangíng ngómóng múng golèk suwurê awakê dhêwê sók kêtrucút miyak wêwadinê dhêwê. Pirå baê cacahê wóng kang kêplèsèt uripê múng margå sukå anggónê sugíh ómóng. Mulå sabêcik-bêcikê wóng iku ora kåyå wóng kang mênêng. Nangíng mênêngê wóng kang darbê bóbót kang antêb síng biså dadi panjujuganê pårå pawóngan kang mbutúhakê rêmbúg lan pitudúh.
Pitudúh : 7
Ing jagadíng sêsrawungan mono nyirík marang sêsipatan kang gumêdhê lan wêwatakan kang tansah ngêgúngakê dhiri. Sipat lan wêwatakan mau adhakanê banjúr nuwúhakê råså ora lilå yèn nyipati ånå liyan síng luwíh katimbang dhèwèkê. Mulå saibå bêcikê samångså såpå kang rumangsa pintêr dhêwê, sugíh dhêwê, lan kuwåså dhêwê iku gêlêma nglaras dhiri lan nglêrêmakê cíptanê kang wêning, yèn sêjatinê isíh ånå manèh kang Måhå Pintêr, Måhå Sugih, lan Måhå Luhúr. Klawan mangkono råså pangråså dumèh lan takabúr kang dadi sandhungan pasrawungan biså sumingkír.
Pitudúh : 8
Luwih bêcík makarti tanpå sabåwå kang anjóg marang karahayóníng bêbrayan, katimbang tumindakê wóng kang rêkanê nindakakê panggawê luhúr nangíng disambi udúr. Yêktinê tåtå têntrêm iku ora bakal biså kagayúh yèn tå ora adhêdhasar kêrukunan, dênê kêrukunan iku múng biså kêcandhak yèn siji lan sijinê pådhå biså aji-ingajènan lan móng-kinêmóng.
Pituduh: 9
Yèn atimu wis gilíg arêp gawé kabêcikan kanggo karaharjaníng bêbrayan, bêratên råså uwas marang pandakwå ålå kang ora nyåtå. Srananånå kanthi jêmbaríng dhådhå lan sabaríng nålå, amríh bisa nuwúhaké gêdhéníng prabåwå lan cabaríng sakèhíng piålå.
Pitudúh : 10
Wicårå kang wêtuné kanthi tinåtå runtút kang awujúd sêsulúh kang amót piwulang bêcík, ajiné pancèn ngungkuli mas picís råjåbrånå, biså nggugah budi lan nguripaké pikír. Nangíng kawuningånå yèn grêngsênging pikír lan uripíng jiwå iku ora biså yèn múng kagugah sarånå wicårå baé. Kang wigati yaiku wicårå kang måwå tandang minångkå tulådhå. Jêr tulådhå mono síng biså nuwúhaké kapitayan. Luwíh-luwíh mungguhíng pårå manggalaníng pråjå kang wís pinracåyå ngêmbani nuså lan bångså.
Pitudúh : 11
Luwíh bêcík ngasóraké rågå tinimbangané ngóngasaké kapintêran kang sêjatiné isíh nguciwani bangêt. Ngóngasaké kapintêran iku satêmêné múng kanggo nutupi kabodhowané, jêr kabèh mau mêrga råså samar lan was sumêlang yèn ta kungkulan déníng sapêpadhané. Tindak mangkono mau malah dadi sawijiníng godhå kang múng bakal ngrêrêndhêti lakuníng kêmajuwané dhéwé ing jagadíng bêbrayan.
Pitudúh : 12
Såpå wóngé síng ora sênêng yèn éntúk pangalêmbånå. Nangíng thukulíng pangalêmbånå iku ora gampang. Kudu disranani kanthi pakarti kang bêcik lan murakabi marang wóng akèh. Yèn múng disranani båndhå, pangalêmbanané múng kandhêg ing lambé baé ora tumús ing ati. Déné yèn disranani pênggawé kang lêlamisan, ing pamburiné malah bakal kasingkang-singkang kasingkíraké såkå jagadíng pasrawungan.
Pitudúh : 13
Généyå akèh wóng kang dhêmên nyatur alaníng liyan lan ngalêmbånå awaké dhéwé? Sêbabé ora liya margå wóng-wóng síng kåyå ngono mau ora ngêrti yèn pênggawé mau klêbu pakarti kang ora prayogå, mula prêlu dingêrtèkaké. Awít yèn ora énggal-énggal nyingkiri pakarti kang ora bêcík mau, wusanané dhèwèké kang bakal diêmóhi déníng pasrawungan.
Pitudúh : 14
Nggayúh kaluhuran liré ngupåyå tataraníng uríp kang luwih dhuwúr. Dhuwúr laír lan batiné, ya tumrap dhiri pribadiné ugå sumrambah kanggo karaharjaníng bêbrayan. Nangíng yèn kandhêg salah siji, têgêsé gothang. Yèn múng nêngênaké kaluhuraníng laír gênah múng ngoyak drajat lan sêmat, isíh miyar-miyur gampang kênå pangaribåwå såkå njåbå. Yèn ngêmúngaké kaluhuraníng batín, cêtha ora nuhóni jêjêríng manungsa, awít ora tumandang ing gawé kanggo kêpêrluwaníng bêbrayan. Atêgês tanpå gunå diparingi uríp ing alam donya.
Pitudúh : 15
Sing såpå rumangsa nduwèni kaluputan, åjå isín ngowahi kaluputan sing wís kadhúng katindakaké mau. Jêr ngakóni kaluputan mono wís cêthå dudu tindak kang asór, nangíng malah nuduhaké marang pakarti kang utåmå kang ora gampang linakónan déníng sadhêngah wóng. Iyå wóng kang wis biså nduwèni watak gêlêm ngakóni kaluputané mangkéné iki pantês sinêbút wóng kang jujúr sartå kasinungan ing budi luhúr.
Pitudúh : 16
Manungså uríp iku dibiså nguwasani kamardikaníng laír lan batín. Kang dikarêpakê kamardikaníng laír iku wujudê biså nyukupi kabutuhaning uríp ing sabên dinanê såkå wêtuning kringêt lan wóhíng kangèlan dhêwê ora gumantúng ing wóng liyå lan ora dadi sangganíng liyan. Dênê kamardikaníng batín iku dicakakê sarånå nyingkiri håwå napsu, adóh såkå asór lan nisthaníng pambudi, sêpi ing råså mêlík lan drêngki srèi, sartå tuhu marang paugêran uríp bêbrayan.
Pitudúh : 17
Yèn kêpéngín diajèni liyan, mulå åjå sók dhêmên martak-martakaké, åpå manèh nganti mamèraké kabisan lan kaluwihanmu. Pangaji-ajiníng liyan iku sêjatiné ora pêrlu mbók buru, bakal têkå dhéwé. Nudúhaké kêwasisan pancèn kudu bisa milíh papan lan êmpan. Mulå kang prayoga kêpårå purihên åjå kóngsi wóng liyå biså njajagi. Nangíng mångså kalané ngadhêpi gawé parigawé kêconggah mrantasi.
Pitudúh : 18
Åjå sók ngluputaké, gêdhéné ngundhat-undhat wóng liyå, samångså kitå ora katêkan åpå kang dadi kêkarêpan kitå. Bêciké kitå tliti lan kitå golèki sêbab-sêbab ing badan kita dhéwé, amrih kitå biså uwal såkå dayaníng pangirå-irå kang ora prayogå. Kawruhana, yèn usadané watak apês síng njalari nganti ora katêkan sêdyå kitå iku, ora ånå liya, yå dumunúng ånå ing awak kita dhéwé.
Pitudúh : 19
Arang wóng síng bisa mapanaké råså narima marang åpå baé kang wís klakón digayúh. Yèn rumangsa kurang isíh golèk wuwúh, yèn wís olèh banjúr golèk luwíh, yèn wís luwíh tumuli mbudidåyå åjå ånå wóng síng biså madhani. Wóng kang duwé råså mangkono mau satêmêné mêmêlas. Uripé tansah ngångså-ångså, ora naté sumèlèh atiné. Kanggo nuruti råså kang klèru kasêbút sók-sók banjúr tumindak ora samêsthiné lan nalisír såkå pakarti kang bênêr.
Pitudúh : 20
Watak narimå mono yêkti dadi sihíng Pangéran, nangíng yèntå nganti klèru ing panyuråså biså nuwúhaké klèruníng tumindak. Narimå, liré ora ngångså-ångså nangíng ora kurang wêwékå lan tansah mbudidåyå amríh katêkaning sêdyå, dudu atêgês kêbacút lumúh ing gawé, suthík ihtiyar. Awít yèn mangkono ora jênêng narimå, nagíng kêsèt. Jêr watakíng wóng kêsèt iku múng gêlêm énaké êmóh rêkasané, gêlêm ngêmplók suthík tómbók, satêmah dadi wóng ora wêrúh ing wirang, siningkiraké såkå jagadíng bêbrayan.
Pitudúh : 21
Wóng uríp ing alam bêbrayan iku yêkti angèl, kudu biså ngêrèh pakóné “si aku”, åjå nggugu karêpé dhéwé lan nuruti håwå napsu. Luwíh-luwíh ing dinå samêngko, alam bêbrayan donyå tansah kêbak pradhóndhi, silíh ungkíh, rêbutan bênêré dhéwé-dhéwé. Mulå síng baku, wóng uríp kudu biså miyak alíng-alíng kang nutupi pikiran kang wêníng. Liré, sênajanå sajroníng pasulayan, kudu bisa nyandhêt kêmrungsung “si aku” istingarah sakèhíng bédané panêmu biså disawijèkaké.
Pitudúh : 22
Wóng kang nduwèni watak tansah njalúk bênêré dhéwé iku adaté banjúr kathukulan bêndånå sênêng nênacad lan ngluputaké marang panêmu sartå tindak tanduké wóng liyå. Méndah bêciké yèn wóng síng kåyå mangkono mau kålå-kålå gêlêm nggraitå ing njêro batiné : “mbók mênåwå aku síng klèru, mulå cobå dak tlitiné klawan adíl såpå kang sêjatiné nyåtå-nyåtå bênêr”.  
Pitudúh : 23
Rêsêpíng omah iku ora dumunúng ing barang-barang méwah kang larang rêgané, nangíng gumantúng marang panataníng prabót kang prasåjå, sartå pêmasangé rêrênggan kang adóh såkå watak pamèr. Sêmono ugå rêsêpíng salirå iku ora margå såkå pacakan kang èdi-pèni, nangíng gumantúng ing sandhang pênganggo kang prasåjå, trapsilå solah båwå, lan padhanging polatan.  
Pitudúh : 24
Yèn kowé kêpênêr lagi srêngên lan nêsu, prayogané wóng síng kók nêsóni lan kók srêngêni mau kóngkónên énggal sumingkír. Utåwå kowé dhéwé sumingkirå sauntårå, aja têtêmónan karo wóng liya. Sabanjuré mênêngå lan étúng-étúngå kanthi sarèh wiwít siji têkan sêpulúh. Klawan mêngkono atimu bakal bisa nimbang-nimbang åpå nêsu lan srêngênmu marang wóng mau bênêr, åpå malah dudu kowé dhéwé síng lupút.  
Pitudúh : 25
Jênêng tanpå gunå uripíng manungså kang nganti ora biså nyumurupi marang kang kêdadéyan ing sakiwå têngêné. Ora biså asúng lêlimbangan lan pamrayogå sakadharé kanggo karahayóníng bêbrayan. Rupak pandêlêngé ora ånå liyå kang disumurupi kajåbå uripé dhéwé. Mati pangrasané, jalaran ora kulina kanggo ngrasak-ngrasakaké kang katón ing sabên dinané, wusana dadi cêthèk budiné, jalaran såkå kalêpyan marang têpå palupi kang maédahi ing uripé.
Pitudúh : 26
Åjå sók nyênyamah luputíng liyan, luwíh bêcík tudúhnå kaluputané kang malah biså ngrumakêtaké råså pasêduluran. Éwåsêmono åjå nganti kowé kêsusu mbêcíkaké kêlakuwané liyan, yèn awakmu dhéwé rumångså durúng biså ngênggóni råså sabar lan têpa sêlirå. Såpå kang wís ngêrti lan ngrumangsani marang sakèhíng dosané, iku sawijiníng wóng kang wís ngêrti marang jêjêríng kamanungsané, manungsa kang utåmå.
Pitudúh : 27
Ajiníng manungså iku kapúrbå ing pakartiné dhéwé, ora kagåwå såkå katurunan, kapintêran, lan kasugihané. Nangíng gumantúng såkå ênggóné nanjakaké kapintêran lan kasugihané, sartå matrapaké wêwatêkané kanggo kêpêrluan bêbrayan. Kabèh mau yèn múng katanjakaké kanggo kapêrluwané dhéwé, tanpå paédah. Nangíng yèn pakarti mau kadayan déníng råså pêpinginan golèk suwúr, golèk pangkat lan donya brånå, malah bisa dadi mêmalaníng bêbrayan, jalaran nyinamudana sarånå nylamúr migunakaké jênêngé wóng akèh.
Pitudúh : 28
Ora ånå budi kang luwíh luhur saliyané nduwèni råså asíh marang nuså lan bangsané. Kadunungan råså rumangsa nduwèni sêsanggêman lan kuwajiban mranåtå têntrêmíng pråjå kanthi pawitan kapintêran kang dilandhêsi kawicaksananing pambudi. Tåndhå yêktiné yèn asíh, yaiku tansah samaptå tumandang sawayah-wayah yèn ånå parigawé kang wigati kanggo wargå sapådhå-pådhå, munggahé tansah samaptå lêladi kanggo kêslamêtaníng bêbrayan lan karaharjaníng nagårå.
Pitudúh : 29
Wóng kang kêrêp tansah dipituturi wóng liya iku adaté bisa dadi wóng dhêmên ngati-ati, nangíng mênåwå kapêngkók ing pêrlu sók ora bisa tumindak lan ngrampungi dhéwé. Kêpêkså isíh kudu nolèh wóng liya síng diwawas bisa awèh pitudúh. Mulå kuwi prayogå ngawulåå marang ati lan kêkuwatanmu dhéwé, jalaran wóng liyå iku sêjatiné yèn ånå apa-apané múng sadêrmå nyawang, ora mèlu ngrasakaké.
Pitudúh : 30
Wóng kang rumångså dhiriné linuwíh, ing sawijiníng wêktu mêsthi bakal kasurúng atiné arêp mamèraké kaluwihané, liré amríh dimangêrtènånå déníng wóng akèh yèn dhèwèké mono wóng kang pinunjúl lan supåyå diajènånå. Sumurupå, sakabèhíng kaluwihan mau yèn ora dicakaké måwå lêlabuhan kang murakabi marang bêbrayan, tanpå gunå kêpårå malah ora kajèn lan gawé pitunå. Mula kang prayogå biså tulús dadi wóng kang linuwih mênåwå gêbyaríng kaluwihan iku múng dikatónaké marang batiné dhéwé, iku wís cukup.
Pitudúh : 31
Dêdånå utåwå sêdhêkah marang wóng kang lagi nyandhang påpå cintråkå iku sawijiníng pênggawé bêcík kang patút tinulådhå, saugêr pawèwèh mau ora kinanthènan panggrundêl kang nêlakaké ora éklasíng atiné. Têtêmbungan kang lêmbah ing manah lan mêrak ati iku luwih gêdhé ajiné katimbang dêdånå kang ora éklas. Suprandéné nulúng lan mènèhi pêpadhang marang jiwané wóng kangkacingkrangan iku kang sêjatiné luwih pêrlu lan wigati, katimbang múng têtulúng marang awaké kang awujúd kêlairan baé.
Pitudúh : 32
Ulat sumèh, tindak-tandúk sarèh kinanthènan têmbúng arís iku biså ngruntúhaké ati sartå ngêdóhaké panggódhaning sétan. Kósókbaliné watak wicårå kang kêras, kêjåbå kêduga gawé tanginíng kanêpsón, ugå gampang nuwúhaké salah panåmpå. Sabarang prakårå kang sêjatiné bisa putús sarånå arís lan sarèh, kêpêksa dadi adu wulêding kulít lan atósíng balúng, kari si sétan ngguyu ngakak bungah-bungah.
Pituduh : 33
Wóng kang kulinå uríp mubra-mubru iku samangsané ngalami sandhungan uríp sêthithík baé adaté gampang kêthukulan gagasan lan gawé kang cêngkah karo bêbênêr, luwíh bêgjå wóng kang uripé pokal samadyå nangíng rêsík atiné. Déné bêgja-bêgjané wóng iku ora kåyå wóng síng tansah uríp ing kahanan kang kêbak godhå rêncånå, prasasat tåpå ånå satêngahíng cobå, nangíng tansah tawêkal lan kandêl kêimanané marang adilíng Pangéran Kang Måhå Kuwåså.
Pitudúh : 34
Sipaté wóng uríp iku mêsthi kêsinungan kêkuwatan. Kang ngêrti biså ngêcakaké déné kang ora biså ngêrti kurang digladhi, têmahan ora tumanja. Éwåsémono ngêmpakaké kêkuwatan mula ora gampang. Buktiné ora sêthithík kêkuwatan kang êmpané ora mapan. Kawruhana, yèn rusaké bêbrayan ing antarané margå såkå pakartiné pårå-pårå kang ngêrti marang dayaníng kêkuwatané nangíng ora kanggo nggayúh gêgayuhan kang mulyå, múng kanggo nuruti dêrênging ati angkårå.
Pitudúh : 35
Katrêsnan kang tanpå pangrêksa iku dudu sêjatiníng katrêsnan. Kênå diarani sêjatiníng katrêsnan kang múng kadêrêng lan kêna ing pangaribawaníng håwå napsu. Dadi yèn ånå unèn-unèn ” trêsnå iku wutå” yaiku síng kaprabawan håwå napsu. Síng prayogå iku mêsthiné kudu ngugêmi unèn-unèn “trêsnå iku rumêkså” biså salaras tumindaké. Rasaníng katrêsnan kang cêdhak dhéwé tumrap sadhêngah manungså iku dumunúng ing awaké dhéwé. Mulå såpå kang trêsnå marang sapådhå-pådhå iku aran trêsnå marang awaké dhéwé, tundhóné såpå kang tansah ngrêkså marang karahayóníng liyan, ora bédå karo pangrêkså marang kêslamêtané dhéwé.
Pitudúh : 36
Srawúng ing madyaning bêbrayan iku kêjåbå kudu wasís milíh papan lan êmpan, ugå kudu bisa angón mångså lan mulat ing sêmu. Åjå nggêgampang ngrójóngi rêmbúg kang kowé dhéwé durúng ngrêti prakarané. Rêmbúg sêthithík nanging mranani iku nudúhaké bóbótíng pribadi. Rêmbúg akèh nangíng ampang malah gawé sånggå rungginé síng pådhå ngrugókaké kêpårå njuwarèhi.
Pitudúh : 37
Wóng kang wís têkan pêsthiné utåwå wis katimbalan bali mênyang jaman kêlanggêngan iku sêjatiné lagi kênå diwènèhi biji tumrap ajiné kamanungsané lan pakartiné nalikå uríp. Déné wóng kang isíh pådhå uríp iku pêrlu disêmak baé dhisík, durúng kênå dipatrapi biji, jêr kahanané isih bisa owah gingsír. Sarèhné manungså iki sawijiníng titah kang luhúr dhéwé, mulå wís samêsthiné yèn kitå åjå nganti kayadéné sato kang patiné múng ninggal têngêr lulang lan balúng baé. Nangíng bisowå kita nanjakaké uríp kitå marang pakarti-pakarti utåmå, sumrambahé marang karahayóning uríp bêbrayan.
Pitudúh : 38
Mustikané wóng tuwå marang anak múng ånå ing laku kang gumati, gunêm kang rurúh, lan ujar kang manís. Gumatiné dumunúng ing têpå tuladhaníng tingkah laku. Gunêm lan ujar kawêngku ånå ing ucap kang istingarah numusi kajiwan, lan luhuríng budi pêkêrti. Mula yèn ånå åpå-åpå, åjå sêlak marang sêbutíng paribasan : “Ora ånå kacang ninggal lanjaran”.
Pitudúh : 39
Nanggapi kahanan urip ing satêngahíng bêbrayan iku gampang angèl. Aran angèl kêpårå malah bisa gawé kêtliwênging pikír samångså anggón kita mawas kêdhisikan kagubêl ing håwå. Aran gampang yèn kita biså mikír klawan wêníng lan mênêb. Iyå pamikír kang mênêb iku kang aran akal budi sêjati. Kang bisa mbabaraké wóhíng wawasan kang mulús rêsík, ora kacampúran blêntóngé “si aku”. Apamanèh yèn tå kitå biså têtêp nguwasani wêningíng pikír, nadyan kahanané uríp ing satêngahing bêbrayan kisruhå dikåyångåpå, istingarah ora angèl anggón kita nanggapi.
Pitudúh : 40
Srêngên marang wóng mono åjå nganti kênêmênên lan kêliwat-liwat múng margå wis ngêrti yèn wóng mau ora bakal wani nglawan utåwå wís ora biså nglawan, síng èstiné múng arêp ngêdír-êdíraké drajad pangkat utåwå kadibyané baé. Pakarti kaya ngono mau kêjåbå klêbu ambêg siyå, ugå wóng síng disrêngêni durúng karuwan bakal dadi bêcík, kêpårå bisa nuwúhaké råså sêngít. Kang prayogå iku srêngên samadyå kang mêngku pitutúr murih bêciké.
Pitudúh : 41
Wóng pintêr kang ora kinanthènan ing kautaman iku ora bédå karo wóng wutå kang nggåwå óbór ing wayah bêngi. Madhangi wóng liyå nangíng dhèwèké dhéwé lakuné kêsasar-sasar. Kapintêran mangkéné iki yèn tå dicakaké ing madyaning bêbrayan bakal nuwúhaké kapitunan, pikolèhé malah múng wujúd kasangsaran lan karusakan.
Pitudúh : 42
Síng såpå ngidham kaluhuran kudu wani kúrban lan ora wêgah ing kangèlan. Mêrgå yèn tansah tidhå-tidhå, mokal åpå sing kagayúh bisa digånthå lan tangèh lamún åpå síng diluru bisa kêtêmu. Makarti wani rêkåså kanthi masrahaké urip lan jiwå rågå marang Kang Múrbèng Kuwåså. Yèn kêpingín mênang pancèn larang patukóné, yaiku kudu bisa nuhóni sêsanti: “Surå dirå jayaníngrat lêbúr déníng pangastuti”. Pituduh : 43 Isíh bêjå yèn kowé diunèkaké “Ora Lumrah Uwóng”, jalaran isíh dianggêp manungså. Yå múng solah tingkahmu kang kudu kók owahi amríh ora gawé sêrikíng liyan. Cilakané yèn diunèkaké “Ora Lumrah Manungså”, jalaran kowé dianggêp sétan gêntayangan síng múng dadi lêlêthêging jagad margå pakartimu kang ninggal sifat kamanungsan. Mula énggal-énggala sumujudå marang Gusti Kang Múrbèng Dumadi. Sifaté Gústi Allah mono sarwå wêlas asíh marang umaté kang wís sadhar marang doså-dosané sartå têmên-têmên bali tuhu marang dhawúh-dhawuhé.
Pitudúh : 44
Ora ånå pênggawé luwíh déníng múlya kêjåbå dêdånå síng ugå atêgês mbiyantu nyampêti kêkuranganing kabutuhané liyan. Dêdånå marang sapêpådhå iku atêgês ugå mitulungi awaké dhéwé nglêlantih marang råså lilå lêgåwå kang ugå atêgês angabêkti marang Pangéran Kang Måhå Wikan. Pancèn pangabêkti mono wís aran pasrah, dadi kitå ora ngajab marang baliné sumbangsih kang kitå asúngaké. Kabèh iku síng kagungan múng Pangéran Kang Måhå Kuwåså, kitå ora wênang ngajab wóhíng pangabêkti kanggo kitå dhéwé. Nindakaké kabêcikan kanthi dêdånå kita pancèn wajíb, nanging ngundhúh wóhíng kautaman kitå ora wênang.
Pitudúh : 45
Mêmitran pasêduluran nganti jêjodhowan kuwi yèn siji lan sijiné biså êmóng-kinêmóng, istingarah biså sêmpulúr bêcík. Yèn ånå padudón sêpisan pindho iku wis aran lumrah, bisa nambahi rakêtíng sêsambungan. Nangíng suwaliké yèn pådhå angèl ngênggóni sifat êmóng-kinêmóng mau gênah långkå langgêngé, malah bédaníng panêmu sithík baé biså marakaké dhahuru.
Pitudúh : 46
Wóng kang ora naté nandhang prihatin ora bakal kasinungan råså pangråså kang njalari têkané råså trênyúh lan wêlas lahír batiné. Wóng kang wís naté kêtaman ing prihatin luwíh biså ngrasakaké pênandhangé wóng liya. Mulå adhakané luwíh gêlêm awèh pitulungan marang kang kasusahan.
Pitudúh : 47
Sarupaníng wêwadi sing ålå lan sing bêcík, yèn isíh kók gémból lan mbók kêkêt kanthi rêmít ing ati salawasé isih bakal têtêp dadi batúr. Nangíng yèn wís mbók kétókaké sathithík baé bakal dadi bêndaramu. Isíh lagi nyimpên wêwadiné dhéwé baé wís abót. Åpå manèh yèn nganti pinracåyå nggêgêm wêwadiné liyan. Mulå såkå iku åjå sók dhêmên kêpingín mêruhi wêwadiné liyan. Síng wís cêthå múng bakal nambahi sanggan síng sêjatiné dudu wajíbmu mèlu opèn-opèn.
Pitudúh : 48
Sók såpåå bakal nduwèni råså kúrmat marang wóng kang tansah katón bingar lan padhang polatané, nadyan tå wóng mau nêmbé baé nandhang susah utåwå nêmóni pêpalang ing panguripané. Kósókbaliné, wóng kang tansah katón suntrút kêrêp nggrundêl lan grênêngan mêrgå ora katêkan sêdyané iku cêthå bakal kóncatan kêkuwataníng batín lan tênagané, tangèh lamún éntukå pitulungan, kêpårå malah dadi sêsirikaníng mitra karuhé.
Pitudúh : 49
Kitå iki diparingi cangkêm siji lan kupíng loro déníng Kang Måhå Kuwåså, liré mêngku karêp amríh kitå iki kudu luwíh akèh ngrungókaké katimbang micårå. Yêktiné wóng kang dhêmên ngumbar cangkêmé tinimbang kupingé iku adaté wicarané gabúg. Suwaliké síng akèh ngrungókaké, wicarané sêthithík nangíng patitís lan mêntês. Pantês dadi jujugané sadhêngah wóng kang mbutúhaké rêmbúg kang prayogå.
Pitudúh : 50
Wóng kang tansah dhêmên ngupíng kêpingín wêrúh, åpådéné nyampuri pêrkarané liyan, gêdhéné nganti nrambul urún ucap, iku pådhå karo golèk-golèk mómótan kang sêjatiné ora prêlu, adhakané kêpårå malah ngrêridhu awaké dhéwé.
Pitudúh : 51
Ucap sakêcap kang kêlaír tanpå pinikír kêrêp baé nuwúhaké drêdah lan bilahi. Mula wêtuné têmbúng satêmbúng såkå lésan iku prayogå tan udinên aja nganti nggêpók prêkarané wóng liyå, gêdhéné nganti gawé sérikíng liyan. Biså nyandhêt uculé pangucap kåyå mangkono mau wís klêbu éwóníng pakarti kang utåmå. Nangíng généyå kók ora sabên wóng biså nglakóni ?
Pitudúh : 52
Wóng iku yèn wís kasókan kabêcikan lan rumangsa kapotangan budi, ing sakèhíng pakartiné lumrahé banjúr ora kêncêng lan rêsík. Mulané tangèh lamún yèn biså njågå jêjêgíng adíl, awít lésané kasumpêtan, mripaté bêrêng, kupingé budhêg. Atiné dadi mati, angèl wêrúh ing bêbênêr. Mulå såkå iku åjå gumampang nåmpå kabêcikané liyan, samångså tujuwané ngarah marang pênggawé kang nalisír såkå bêbênêr.
Pitudúh : 53
Åjå kasêlak kêsusu nyêpèlèkaké liyan, margå kók anggêp wóng mau bodho. Awít ånå kalamangsané kowé mbutúhaké rémbúg lan pituturé wóng iku, síng kanyatané biså mbéngkas lan nguwalaké såkå karuwêtanmu. Pancèn ing sawijiné bab wóng biså kaaran bodho, nangíng ing babagan liya tangèh lamún yèn kowé biså nandhingi.
Pitudúh : 54
Yèn micårå åjå gumampang nêlakaké pênacad utawa pangalêm, luwíh- luwíh nganti mêmaóni. Awít wicaramu durúng karuwan bênêr. Síng mêsthi panacad mau gawé sêrík, pangalêmé nuwúhaké wiså, déné waónané ora digugu, kabèh swårå ålå. Mulå kang prayogå iku múng mênêng, jalaran mênêng iku yêktiné pancèn mustikaníng ngauríp.
Pitudúh : 55
Udinên ing alam donya iki åjå ånå wóng kang kók sêngiti, supaya ora ånå wóng sêngít marang kowé, balík sabiså-biså pådhå trêsnanånå. Amargå lêlakón ing alam donya iki anané múng walês-winalês baé. Déné yèn kêpêkså kowé sêngít marang sawijiníng wóng, mångkå kowé ora biså mbuwang sêngítmu, gawénên wadi åjå ånå wóng kang ngêrti. Yèn kowé ngandhakaké sêngítmu marang liyan, prasasat kowé mamèraké alané atimu.
Pitudúh : 56
Ajiníng dhiri ånå ing lati. Ajiníng rågå ånå ing busånå. Mula dèn ngati-ati ing pangucapmu, sêmono ugå anggónmu ngadi busånå kang bisa mapanaké dhiri.
Pitudúh : 57
Wóng pintêr kang isih gêlêm njalúk rêmbugíng liyan iku dianggêp manungsa utúh. Såpå síng rumangsa pintêr banjúr suthík njaluk rêmbuging liyan kuwi manungsa sêtêngah wutúh. Lan síng såpå ora gêlêm njalúk rêmbugíng liyan, iku bisa kinaranan babar pisan durúng manungså.
READ FULL ARTICLE - Kautamaning Bebrayan

Popular Posts